BERTUAHPOS.COM — Pemprov Riau sangat kesal kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kekesalan ini merupakan buntut kembali tewasnya tiga karyawan vendor PT Pertamina Hulu Rokan pada Jumat, 24 Februari 2023.
“Iya, saya sudah marah sekali dengan PHR,” kata Kadisnakertrans Provinsi Riau Imron Rosyadi, kepada Bertuahpos.com, Senin, 27 Februari 2023. (Baca: Lagi, Tiga Pekerja Tewas Mengenaskan di PT Pertamina Hulu Rokan).
Imron menyebut, rekomendasi dan upaya pembinaan termasuk sanksi terhadap vendornya dinilai sangat lemah, sehingga kasus tewasnya pekerja, baik karyawan PHR maupun karyawan vendor terus saja terjadi. “Pembinaan dan sanksi mereka ke vendor sangat lemah sekali,” katanya.
Untuk tewasnya tiga karyawan PT PPLI, Imron menegaskan kasus ini kemungkinan besar akan dibawa ke ranah hukum pidana. Adapun dasar hukum yang dipakai adalah UU Nomor 1 tahun 1970. “Tapi tergantung hasil pemeriksaan nanti,” jelasnya. (Baca: ‘Dilecehkan’ PT Pertamina Hulu Rokan, DPRD Riau Belum Bersikap)
Hari ini, Senin, 27 Februari 2022, Disnakertrans Riau melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang terlihat dalam insiden itu. Pemeriksaan dilakukan di Kantor Disnakertrans Riau Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru.
Di lokasi terpatau, proses pemeriksaan terhadap sejumlah saksi sudah berlangsung sejak tadi pagi, hingga siang ini, pukul 12.00 WIB proses pemeriksaan belum selesai. Sebagaimana diagendakan, setelah pemeriksaan saksi, maka akan dilakukan gelar perkara dengan instansi terkait, lalu barulah penetapan tersangka dalam kejadian tersebut.
Sementara itu, Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Riau Rival Lino kepada Bertuahpos.com menyebut, ada sebanyak empat sanksi yang diperiksa hari ini. “Ada yang dari project manager dari PT PPLI, ada juga rekan mereka yang satu shift dengan korban,” ujarnya.
Dia menambahkan, setelah proses pemeriksaan dan gelar perkara dilakukan, maka tahapan selanjutnya naik ke penyidikan. “Kalau memang setelah gelar perkara pada siang ini sudah bisa mengarah pada penetapan tersangka, maka hari ini bisa langsung ditetapkan tersangkanya,” tuturnya.
Rival Lino menyebut, keempat saksi yang diperiksa saat ini, merupakan pemeriksaan saksi di tahap awal. Dari hasil pemeriksaan, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kemungkinan saksi baru baru.
“Kalau dari investigasi awal kemarin, memang ada yang salah,” katanya. Apakah dari sisi pekerja atau standar perusahaanya? “Semuanyanya,” sambungnya singkat. “Untuk hasilnya kita tunggu lah ya.”
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Jumat 23 Februari, pekerja tewas kembali terjadi di areal PT PHR. Tak tanggung-tanggung kali ini tiga pekerja ditemukan tewas sekaligus.
Peristiwa tewasnya pekerja kali ini terjadi di lokasi CMTF Balam Selatan, Kecamatan Bangko Pusako, Rokan Hilir, yang merupakan kawasan Blok Rokan di bawah pengelolaan PT Pertamina Hulu Rokan.
Setelah mendapatkan informasi itu, kata dia, pihak dari Disnakertrans Provinsi Riau langsung menurunkan tim untuk melakukan investigasi. “Tim sudah ke lapangan langsung malam ini juga. Tim kita akan langsung investigasi malam ini. Langsung akan dilakukan pemeriksaan,” tuturnya.
Dari laporan yang diterima, Imron juga membenarkan bahwa korban tewas berjumlah 3 orang pekerja. Jenazah ditemukan mengapung di dalam kontainer berisi cairan. Bahkan, ketiganya terlihat masih mengenakan seragam lengkap.
Untuk diketahui, dengan kejadian ini, sejak 9 Desember 2021, sudah ada 11 pekerja yang meninggal di areal PT Pertamina Hulu Rokan. Lima di antaranya tewas dengan cara yang mengenaskan.
Adapun 11 orang yang meninggal dunia di areal PT PHR tersebut yakni, pertama terjadi tanggal 9 Desember 2021, korban atas nama Iz 25 tahun, subkon PT Asia Petrocom Service (APSI), lokasi kejadian Rig Aitlangga 55, Sumur Bekasap 206, korban merupakan seorang swamper lowbed, tertimpa boom crane di bagian kepala saat proses pemindahan penyangga.
Korban kedua, Rabu 27 Juli 2022, atas nama korban Spd 56 tahun, subkon PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, lokasi kejadian, Manggala North P01/P18, Kabupaten Rokan Hilir, korban sedang istirahat, hilang keseimbangan dan tidak sadarkan diri.
Ketiga, Sabtu 30 Juli 2022, atas nama pekerja Fnd 57 tahun, pekerja Pertamina Hulu Rokan, lokasi kejadian, RS PHR WK Rokan-Duri Camp, pekerja merasa sesak dada ketika sedang menaiki tangga lantai dua menuju control room.
Keempat, Kamis 17 November 2022, atas nama Hmt, 53 tahun, subkon PT Asrindo Citraseni Satria, lokasi kejadian Rig ACS-24, lokasi Minas 4A-44, kejadian terjadi saat pekerja (driller) sedang menunggu pelaksanaan daily check up (DCU), sebelum mulai bekerja pekerja merasa pusing dan duduk istirahat di access control.
Kelima, Minggu 20 November 2022, atas nama Ynd 55 tahun, subkon PT Asia Petrocom Service, lokasi Rig APS-752, lokasi Kolam Batak 501, kejadian terjadi saat pekerja (operator dozer) sedang beristirahat di dekat unit dozer yang terparkir dan belum melakukan pekerjaan ditemukan tidak sadarkan diri.
Keenam, Minggu 20 November 2022, korban Er, 56 tahun, subkon PT Andalan Permata Buana, lokasi kejadian Klinik Minas PHR WK Rokan, kejadian terjadi saat pekerja (driver ambulance) sedang beristirahat di kamar driver Klinik Minas ketika menunggu pergantian shift. Pekerja ditemukan tidak sadarkan diri.
Ketujuh, Sabtu 24 Desember 2022, korban Sup 59 tahun, subkon PT Berkat Karunia Phala, lokasi kejadian RSUD Minas, pekerja merasa tidak enak badan dan melakukan self stop work authority (SSWA), atau menghentikan pekerjaan kemudian berangkat ke Puskesmas terdekat atas inisiatif sendiri. Setelah merasa kondisinya membaik, dalam perjalanan menuju Pekanbaru, pekerja merasa.sesak napas dan menuju RSUD Minas (lokasi perawatan kedua).
Delapan, terjadi Rabu 18 Januari 2023, korban DS 22 tahun, subkon PT Asrindo Citraseni Satria, lokasi Rig ACS -06 lokasi Minas 5D-28, kejadian full opening safety valve terjatuh dan mengenai floorman yang berada di working platform.
Kemudian Jumat 23 Februari 2023 tiga korban atas nama Hendri, Desy Krismanto dan Ade Ilham. Ketiganya diduga tewas setelah terjatuh ke kontainer limbah.***[melba]