BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar, Pemprov Riau bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Riau untuk drop beras ke kedai. Langkah ini diharapkan mampu untuk menjaga stabilitas harga beras.
Namun menurut Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau Ahmad Hijazi, langkah mendrop beras Bulog dengan sistem konsinyasi belum bisa menjadi jaminan stabilitas harga beras masyarakat. Sebab itu bisa dilihat dari seberapa gencar dan seberapa aktif operasi pasar itu dilakukan.Â
Begitulah jawaban Ahmad Hijazi saat ditanyakan kepadanya apakah langkah tersebut bisa menjamin stabilitas harga, sehingga harga beras di pasar kembali normal.
“Kalau semakin gencar Bulog-nya tentu semakin bagus. Bahkan kalau perlu pada momentum seperti ini ada pemutusan mata rantai produksi,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Selasa (16/1/2018) di Pekanbaru.
Dia menambahkan, langkah itu bisa dilakukan dengan cara, misalnya, Bulog dengan dinas terkait secara kontinyu melaksanakan operasi pasar. Bahkan jika perlu itu dilakukan setiap hari.Â
Selain menyalurkan beras, mereka (Bulog dan dinas) melakukan pantauan langsung untuk mengetahui informasi terkini soal harga, kemudian sesegera mungkin dilakukan pembahasan termasuk langkah apa yang selanjutnya akan dilaksanakan.Â
Baca:Â Harga Beras Naik, Ini Siasat yang Dilakukan Rumah Makan di Pekanbaru
“Yang seperti ini, menurut saya, justru menjadi langkah efektif untuk menstabilkan harga. Ketimbang beras di-drop habis itu dibiarkan, setelah ribut kekurangan baru di-drop lagi. Begitu justru tidak efektif menurut saya,” sambungnya.Â
Lebih lanjut, Ahmad Hijazi mengatakan untuk menjaga stabilitas harga sangat berkaitan dengan stabilitas ketersediaan produk tersebut di pasar. Dalam kasus seperti ini menurut dia, hukum ekonomi sederhana berlaku.Â
“Kalau permintaan banyak sementara jumlah barang sedikit, harga naik. Tapi kalau jumlah barangnya yang banyak tapi permintaan sedikit, harga pasti turun. Solusinya Bulog harus drop beras banyak-banyak,” tuturnya. (bpc3)