BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau menginisiasi Kuliah Pemilu (KP) dalam rangka memberikan pemahaman tentang pemilukada serentak di sembilan kabupaten/kota tahun 2015 ini. Acara berlangsung hari ini, Senin (09/03/2015), pukul 14.00 WIB di gedung KPU Riau lantai 2, Jalan Gajah Mada nomor 200, Pekanbaru – Riau.
Â
Kuliah pemilu perdana ini menghadirkan pembicara dosen pasca sarjana Fisip UR, Dr Muchid Albintani yang akan membahas seputar budaya politik. Selanjutnya Dosen Fakultas Hukum UR Dr Mexsasai Indra dengan meteri kuliah Peradilan Pemilu, Ketua KPU Riau, Dr Nurhamin Nahar dengan materi Dinamika UU Pemilihan Kepala Daerah. Sedangkan yang ditunjuk sebagai moderator yakni Komisioner KPU Riau Devisi Tekhnis, Abdul Hamid.
Â
Kuliah ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lain dengan latar belakang dari lembaga independen pemerintah dan bertindak sebagai panelis atau pembanding. Diantara Komisi Informasi Publik (KIP) Riau, Ombudsman Riau, Komisi Peyiaran Daerah (KPID) Riau, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Aliansi Jurnalis Independen (Aji) Riau, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI) Riau, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Riau dan Forum Indonesia Transparansi Anggaran (Fitra) Riau.Â
Â
Ketua KPU Riau Nurhamin menyebutkan rencananya kuliah pemilu akan dibakukan dan diselenggarakan secara rutin. Diharapkan kuliah pemilu tersebut jadi rujukan setiap kalangan untuk membahas soal pemilihan umum.Â
Â
“Keluaran yang dihasilkan dari KP bisa dipertanggungjawabkan secara akademis. Nantinya, pendedahan yang disajikan narasumber, selain hasil kajian penelitiannya format laporan tertulisnya tetap mengikuti rujukan penulisan karya ilmiah,” ujar Nurhamin.
Â
Sementara itu, Divisi Sumber Daya Manusia dan Rumah Tangga KPU Riau, Â Sri Rukmini menegaskan, KP akanjadi forum perbincangan berbagai isu tentang pemilu dan politik secara menyeluruh.
Â
“Semua kalangan. Baik mahasiswa, dosen, peneliti, LSM yang tertarik membahas Pemilu dapat bergabung di KP. Ke depannya, kami bercita-cita KP ini jadi wadah atau semacam komunitas pengemar kajian kepemiluan. Ada facebooknya, atau grup media sosial lainnya,” ujar mantan karyawan Chevron Indonesia ini. (melba)