Dalam kesempatan ini, Firdaus menyampaikan besarnya peran media dalam membangun suatu daerah. “Di dalam dunia modern sekarang, siapa yang menguasai media dipastikan dia akan memenangkan kompetisi,†katanya dihadapan para pimpinan media se Riau serta perwakilan dari media nasional.
Dirinya mencontohkan seperti Presiden Jokowi saat ini. Menurutnya rahasia kesuksesan Jokowi salah satunya pada opini yang dibangun media. Yang semula Walikota Solo hingga melenggang jadi Gubernur DKI, terus berhasil sebagai Presiden. “Apasih yang dibuatnya di Solo? DKI? Sehingga menjadi presiden? Sudah pasti kekuatan media yang mengusung beliau dan ridho Allah SWT,†katanya.
Selain itu juga Firdaus menyebut peran media dalam membangun citra seorang kepala daerah sangat besar. “Apa yang dibuat Risma di sana? Begitu juga Ridwan Kamil? Apa yang mereka buat?†tanyanya.
Hanya saja Firdaus MT memberi catatan bahwa Pekanbaru yang masyarakatnya heterogen tidak bisa disamakan dengan kondisi Bandung atau Surabaya. “Samakah Pekanbaru dengan Bandung dan Surabaya? Bandung dan Surabaya itu kota tua dan masyarakatnya homogen. Apa yang dibuat Risma, sedikit sedikit taman, sedikit sedikit taman, populer. Ridwan kamil gitu juga, taman sikit taman populer. Dan yang mempopulerkan mereka itu media. Ini karena media semua, ya kan. kalau dewa tadi katakan si anu dikatakan baik, baiklah semua,†katanya.
Untuk itu dirinya memberikan pandangan bahwa perlu media untuk memberitakan hal-hal yang baik saja. “Jadi media mau bicara kemana tergantung. Kalau mau maju negeri ini baik-baik semua. Maka semua nasional dan internasional mengatakan kita ini baik. Kalau kita katakan kita jelek, sekali pun kita baik, pasti kita jadi jelek baik di nasional dan internasional,†nilainya.
Tidak hanya Walikota Bandung, Ridwan Kamil serta Risma di Surabaya saja. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok juga dibahas. “Apa yang dibuat Ahok? Baru cuci-cuci parit habis itu terkenal, populer. Karena siapa? media lagi. Itu saya katakan media itu dewa,†katanya.
Kalau media mendeskripsikan sesuatu yang baik menjadi buruk, maka akan tercitrakan buruk. “Kalau dideskripsikan baik, maka jadi baik. Tapi ada juga berita baik jadi buruk, berita buruk jadi baik,†sebutnya.
Â
Dalam kesempatan ini, Firdaus MT juga menyampaikan kemajuan-kemajuan yang sudah dilakukannya. Serta selain menerbitkan buku karangannya, Firdaus MT telah membuat trilogi yakni falsafah dalam melayani masyarakat.
Pembukaan Muscab SPS ini sempat mundur dikarenakan Walikota Pekanbaru, Firdaus MT datang terlambat.
baca juga:Â Firdaus MT Pilih Jalur Independen, Pengamat: Sudah Terlambat
Penulis: Riki