BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Kabupaten Kampar, sejak kemarin telah ditetapkan sebagai  daerah status tanggap darurat banjir. Musibah banjir yang menenggelamkan ratusan desa terlebih di pesisir sungai Kampar menurut beberapa warga di pesisir sungai Kampar desa Muara Jalai kecamatan Kampar Utara dan desa Tanjung Bungo kecamatan Kampar Timur. Banjir ini merupakan banjir  terbesar setelah 38 tahun silam.
Padahal belum satu bulan, kabupaten Kampar diterjang banjir, setelah dua hari hujan berturut turut, akhirnya Managemen PLTA Kotopanjang putuskan membuka kembali 5 pintu air, guna mengurangi pembuangan air yang akan di alirkan ke sungai Kampar, PLTA koto Panjang telah mengeluarkan surat edaran yang diberikan kepada Managenen Sektor polres Kampar dan Dinas Bina Marga Kabupaten Kampar  dan beberapa instansi terkait lainnya.
Menurut keterangan Syamsudin warga desa Tanjung Bungo kecamatan Kampar  Timur kepada bertuahpos.com, banjir besar yang menerjang belasan kecamatan di kabupaten Kampar merupakan banjir terparah setelah tahun 1978.
“Dulu tahun 78 hampir sama besarnya (banjir) dengan ini, tapi masih lebih parah tahun ini dan berlangsung lebih lama tahun ini, dari hari Senin genap 4 hari lah rumah kami terendam ,†sebutnya Jumat (11/2/ 2016).
Pada tahun 1978 Syamsudin menceritakan sebelum banjir besar, terdengar bunyi  gemuruh yang sangat kuat dan dentuman seperti  suara sebuah ledakan. Artinya pada tahun 1978 banjir besar, tidak terjadi akibat pintu air PLTA koto Panjang yang di buka, sebab di kutip dari situs WALHI, pada tahun 1979 di bulan September PLN baru merencanakan pembangunan dam skala kecil di Tanjung Pauh, guna memanfaatkan potensi Batang Mahat anak sungai dari Sungai Kampar Kanan dan bendungan baru selesai pada tahun 1993 pembangunan baru di laksanakan dan sekitar tahun 2000 PLTA koto Panjang Selesai.
Lebih lanjut pria berusia 61 tahun ini menceritakan, setelah tahun 1979. Peristiwa banjir besar pernah terjadin kembali sekitar tahun 1998. Namun debit air yang masuk kepemukiman warga tidak begitu besar dan tidak berlangsung lama.
“tahun 1998 pernah juga terjadi banjir, tapi tidak terlalu parah dibandingkan dengan tahun 1978 dan banjir tahun ini,†jelasnya.
Hingga saat ini banjir Kampar yang menenggelamkan 11 kecamatan dan ratusan dusun mulai berangsur surut. Beberapa dusun , bersih bersih rumah dan Diskes Kampar mulai persiapkan Fog ging masal. (nova)