BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Gubernur Riau Asyadjuliandi Rachman, punya catatan khusus terhadap kinerja Direktur Utama Bank Riau Kepri (BRK) Irvandi Gustari yang telah bejalan selama setahun lebih.
“Memang masih ada beberapa rasio yang belum memenuhi harapan. Dan ini dimasa Dirut yang baru harus menjadi catatan evaluasi untuk diperbaiki ke depannya,” ujar Andi Rachman, panggilan sang gubernur.
Menurutnya, pasca dikeluarkannya kebijakan Menteri Keuangan nomor 235 Tahun 2015, anggaran pemerintah sangat sedikit mengendap di perbankan plat merah itu. Yang paling terasa berkurangnya pemotongan dana bagi hasil, yang kemudian dikonversikan dalam Surat Berharga Negara. Untuk di Riau totalnya sampai Rp4 triliun.
Selain itu, masalah pendistribusian uang dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi Riau, dengan pola yang tidak lagi sama seperti dulu. Artinya, jelas sekali uang daerah di Bank Riau Kepri berkurang. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap modal. Tentu bank milik pemerintah ini akan mengalami kesulitan likuiditas, sehingga mengganggu perputaran uang di perbankan itu.
Kata Andi Rachman, Irvadi punya tugas berat untuk mempertahankan pertumbuhan bank tersebut dengan mengakomodir dana pihak ke 3. Hasil laporan dari Rapat Umum Pamegang Saham (RUPS), sudah ada lebih dari 50 persen. Sisanya adalah dana dari pemerintah daerah.
“Pemegang saham sepakat direksi sudah menunjukkan kinerja yang baik. Polanya sudah berubah dari sebelumnya. Kalau dulu mentang-mentang banyak uang pemerintah, sifatnya hanya menunggu saja,” tambahnya.
Menjadi catatan evaluasi untuk kinerja Irvandi selama setahun belakangan, Pemerintah Provinsi Riau sebagai pemegang saham utama melihat Bank Pembangunan Daerah (BPD) itu harus bangkit kembali. Dia juga mengakui Bank Riau Kepri ikut terpengaruh terhadap turbulensi ekonomi makro yang terjadi Provinsi Riau.
Dia ingin tahun 2016 ini, ada perubahan pola yang dilakukan perbankan tersebut. Para direksi harus gencar turun langsung ke lapangan mengutip potensi dana dari pihak ke 3 untuk tambahan modal perbankan. Masing-masing direksi sesuai dengan fungsinya diminta untuk bekerja keras, termasuk melakukan introspeksi diri terhadap kualitas kerja setiap direksi.
“Mau tidak mau cara kerjanya harus diubah. Gampangnya harus jemput bola memang,” tambahnya.
Penulis: Melba