BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Animo masyarakat mengonsumsi sejumlah bahan pokok di pasar acap kali dimanfaatkan spekulan. Pemerintah selalu luput melakukan pengawasan. Jika tidak mereka akan kucing-kucingan.Â
Riview Ramadan tahun 2016 lalu. Masyarakat dipusingkan dengan melambungnya harga gula di pasar. Situasi ketika itu hampir sama dengan tingginya harga bawang putih saat ini. 2 minggu sebelum masuk bulan Ramadan suplai gula di pasar melemah dan harga pun melambung.Â
Baca:Â Harga Bawang Putih Naik 100%
Upaya pemerintah untuk melakukan intervensi harga dengan menggelar pasar murah juga tidak ampuh untuk menguasai pasar. Bahkan tingginya harga gula bertahan hingga lebaran Idul Fitri tiba.Â
Ketika itu harga gula pasir melambung sampai di harga Rp19.000/kg. Normalnya harga gula pasir hanya Rp12.000/kg.
Pada Ramadan tahun ini, bawang putih kembali berulah. Mendadak harganya melejit sampai Rp40.000/kg. Padahal jauh sebelum ini pemerintah sudah melakukan antisipasi terhadap kenaikan harga sembako. Seperti daging, minyak dan gula pasir.Â
Baca:Â Pedagang: Pasokan Bawang Putih Tersedat dari Agen
Ternyata bawang putih luput. Harga kian meroket. Pemerintah pun dibuat kewalahan dengan kondisi seperti ini. Idelanya bawang putih berkisar pada harga Rp24.000/kg sampai Rp26.000/kg.
Fenomena ini secara gamblang membuktikan bahwa momentum bulan Ramadan selalu ditunggu spekulan untuk melakukan permainan harga.Â
“Kami meyakini masalah ini murni karena suplai bawang putih sedikit di pasar,” kata Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Riau, Dahrius Husein, Senin (15/5/2017).
Selanjutnya, masyarakat masih menunggu pemerintah untuk melakukan kebijakan apa yang harus dilakukan. Masyarakat tidak mau rugi, pedangang tidak  mau rugi, para spekulan juga tidak mau rugi. Jika sudah seperti ini, haruslah pemerintah bijak dalam memberi solusi masalah. Selengkapnya ikuti terus beritanya di portal berita bisnis dan ekonomi bertuahpos.com. (bpc3)Â