BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Riau mempertanyakan kepada pihak maskapai soal harga tiket pesawat yang tidak kunjung turun, justru terus melambung tinggi pasca libur panjang Tahun Baru.Â
Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah mengatakan, pihaknya mewakili keluhan konsumen yang selalu komplen dengan harga tiket yang tergolong tinggi tersebut. Dia meminta maskapai tidak memanfaatkan momentum pergantian tahun sebagai alasan untuk meraup keuntungan besar, sehingga harus mengorbankan konsumen.Â
“Kalau seperti ini bagaimana ceritanya. Pemerintah tolonglah, ke siapa lagi kami mengadu,” ujarnya, Jumat, 11 Januari 2019 di Pekanbaru.Â
Misalnya untuk keberangkatan Pekanbaru (PKU)-Jakarta (JKT) masih di atas Rp1 juta dengan maskapai Lion Air. Padahal biasanya maskapai ini tergolong murah dalam menawarkan harga tiket untuk sekali jalan. Termasuk Citilink dan maskapai lainnya. Rentang harga tiket sekitar Rp1,5 juta – Rp1,6 juta.Â
Menurut Dede, dengan tingginya harga tiket sangat berpotensi menurunkan daya beli maskapai sebab konsumen memilih untuk menunda bahkan tidak berangkat untuk sementara waktu. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan didesak untuk mengambil peran aktif untuk menyelesaikan masalah. Jangan sampai karena harga tiket terus melambung akan berpengaruh terhadap target kunjungan wisatawan domestik.
“Siapa yang mau berangkat kalau tiketnya mahal. Apalagi kalau kebijakan penghapusan bagasi cuma-cuma diberlakukan. Sekarang ini orang dari Padang dan Pekanbaru, kalau mau ke jakarta mereka banyak naik Air Asia dulu. Jadi rutenya, Pekanbaru-Malaysia-Jakarta. Yang dari padang juga begitu, Padang-Malaysia-Jakarta,” ujar Dede.Â
Sementara Itu, Indonesia National Air Carrier (Inaca) atau Asosiasi Maskapai Dalam Negeri memastikan kisaran harga tiket pesawat saat ini masih sesuai dengan aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sekretaris Jenderal Inaca, Tengku Burhanuddin mengatakan harga tiket mengacu pada tarif batas atas yang diatur Kemenhub.Â
Tengku menjelaskan pada dasarnya harga tiket juga menyesuaikan dengan permintaan yang masih tinggi pada periode liburan Natal dan Tahun Baru 2019. “Khususnya ke sejumlah kota besar di Indonesia,” kata Tengku, seperti dilansir dari republika.co.id.Â
Dia menambahkan, maskapai juga menjual harga tiket disesuaikan besarannya dengan peningkatan biaya pendukung. Beberapa biaya pendukung tersebut yaitu untuk navigasi, bandara, avtur, dan kurs dolar yang fluktuatif. (bpc3)