Dede menyebut ada banyak daerah percontohan bagaiamana pengembangan dan pengelolaan pariwisata yang baik bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di sekitar objek wisata tersebut. Diantaranya, Desa Ponggok di Klaten yang kini terkenal dengan wisata airnya.
“Terkenal juga Kota Batu dengan binatang yang dimumikan sehingga menyedot banyak perhatian banyak wisatawan. Dan itu investornya dari Malaysia. Artinya kalau memang pengelolaannya baik, ada banyak pihak-pihak lain berkenan untuk invetasi,” kata Dede.
Dia menambahkan, sektor swasta akan berani mengucurkan dana besar untuk pengembangan pariwisata jika seiring sejalan dengan dukungan yang diberikan oleh pemerintah. Di Riau misalnya, sudah abanyak objek wisata baru bermunculan namun belum mampu menjadi identitas kedaerahan yang kuat.Â
Misalnya di Kampar dengan Ulu Kasok, Pulau Cinta, dan Agro Wisata. Siak dengan istana dan sejarahnya, Rohil yang menyimpan surga pemandangan laut di Pulau Jemur, dan kabupaten/kota lainnya, termasuk Pekanbaru dengan Agro Wisata berkuda di Okura.
“Harusnya setiap daerah di Riau ini punya minimal 1 objek wisata unggulan dan dikelola secara baik. Itu bisa terwujud dengan adanya dukungan pemerintah. Bapak Syamsuar bisa memperluas sektor pariwisata untuk mewujudkan ini semua dengan posisi dia sebagai Gubernur Riau,” sambungnya.
“Intinya menurut saya hanya itu, penekanan pada sektor pariwisata harus dimaksimalkan. semoga dengan jadi Gubernur Riau, Bapak Syam bisa lebih aktif untuk menghidupkan wisata minimal 1 daerah punya 1 objek wisata yang jadi ikon,” tambah Dede.
Untuk diketahui, Syamsuar yang dulunya pernah menjabat sebagai Bupati Siak, resmi dilantik sebagai Gubernur Riau bersama Edy Natar Nasution sebagai Wakil Gubernur Riau. Seremoni pengambilan sumpah jabatan ini dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta pada hari ini, Rabu, 20 Februari 2019.(bpc3)Â