BERTUAHPOS.COM, SEMARANG – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tentu membawa efek berantai terhadap sektor lain, tak terkecuali sektor properti. Dampak kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja akan memicu kenaikan harga rumah.
Menurut Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Djoko Santoso, pihaknya sudah menghitung dampak kenaikan harga BBM, di mana jika diasumsikan ada kenaikan harga jual BBM subsidi antara Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per liter, maka harga rumah dapat naik hingga hingga 20 persen.
“Tentu saja pengembang tak berani langsung menaikkan. Mereka akan melakukan secara bertahap. Upaya itu untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak memberatkan,†kata Joko, Senin (22/9/2014).
Berdasarkan data di REI, hingga pertengahan tahun ini para pengembang perumahan telah menaikkan harga jual rumah sebesar 5 persen. Bahkan diprediksi harga rumah hingga akhir tahun ini bakal naik hingga 10 persen.
“Kenaikan sekitar 5 persen-10 persen masih wajar dan selalu terjadi setiap tahunnya. Sebab, pengembang selalu memberikan penambahan fasilitas pada rumah yang dijual,†kata Djoko.
Kekhawatiran REI dengan kenaikan harga BBM subsidi, yaitu pengembang perumahan sederhana akan beralih membangun rumah menengah. Hal ini dikarenakan harga rumah sederhana yang bisa mendapatkan pembebasan pajak dari pemerintah ditentukan hanya sebesar Rp 105 juta per unit.
“Memang harga rumah sederhana yang mendapatkan subsidi yaitu sebesar Rp 118 juta. Akan tetapi, yang bisa bebas pajak hanya Rp 105 juta per unit. Kalau pengembang tidak bisa membangun rumah dengan harga itu pasti mereka akan berpindah untuk membangun rumah menengah,†katanya.
Rencana kenaikan harga BBM tahun ini akan memicu masyarakat untuk segera membeli rumah. Hal itu terbukti dengan kian bertambahnya jumlah angka penjualan rumah dari pameran properti di awal tahun hingga sekarang. (Edhie/Ndw/Liputan6)