BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Selain mempertanyakan baju Kuliah Kerja Nyata (Kukerta), puluhan mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang melakukan unjuk rasa atau demo, juga menuntut beberapa hal kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNRI, Rabu 15 Agustus 2018.
Randi, selaku Presiden Mahasiswa UNRI kepada bertuahpos.com menjelaskan, setidaknya ada tiga tuntutan permasalahan terkait Kukerta. Dimana dalam tiga permasalahan tersebut, mahasiswa menilai Kukerta telah berubah menjadi Kukertas, yang artinya Kulihat Kerjanya Tak Tuntas.
“Aksi tadi ada tiga permasalahan. Pertama, kami menilai tidak proporsionalnya pembagian mahasiswa di tiap desa. Padahal jauh hari sudah ada kesepakatan untuk perbaikan di masa ini,” ujar Randi.
Sedangkan untuk yang kedua, Randi mengatakan saat ini UNRI tidak memiliki fasilitas yang dalam pelepasan mahasiswa Kukerta.
“Saat ini UNRI tidak ada gedung yang mampu menampung kegiatan mahasiswa, khususnya pelepasan mahasiswa Kukerta. Dua tahun belakangan selalu menyewa gedung diluar UNRI,” tuturnya.
Selain itu, permasalagan yang ketiga ialah terkait baju Kukerta.
“Tidak jelas! Pengadaan baju dan topi Kukerta Gelombang II Tahun 2018 ini tidak jelas! Itu yang ketiga,” tegas Randi.
Hal yang sama juga dikatakan Popo Haryanto selaku Menteri Hadkesma BEM UNRI. Sebelum melakukan aksi unjuk rasa tadi, mahasiswa melalui BEM telah menawarkan solusi kepada LPPM UNRI. Namun solusi tersebut tidak diindahkan sama sekali.
“Sudah jelas bahwa saat ini ada yang perlu dievaluasi dari Kukerta. Audiensi sudah kita lakukan, negoisasi juga telah dibicarakan, bahkan solusi sudah kita tawarkan. Namun semuanya tak ada yang terealisasi dengan sebagaimana mestinya. Maka narasi terakhir hanya satu, yaitu lawan!” ucap Popo.
Sementara itu, Ketua LPPM UNRI Almasdi Syahza, mengatakan keterlambatan baju Kukerta tersebut dikarenakan tidak adanya pemenang awal di lelang pembuatan baju Kukerta. (bpc9)