BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Persiapan untuk ijab kabul pernikahan itu sangat murah. Tapi resepsi, gengsi dan adat istiadatnya yang bikin mahal. Jadi jangan heran kalau total untuk biaya nikah itu bisa habis sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Sekali lagi, ini soal gengsi. Ada banyak orang yang rela habis-habisan mengeluarkan uang hanya untuk biaya pernikahan, setelah itu bingung dan cari pinjaman kesana kemari untuk menutup utang.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda yang ingin melangsungkan pernikahan dengan pasangan untuk mengatur kembali biaya pernikahan agar tidak membengkak dan bikin sakit kepala setelahnya. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
1. Hitung budget-nya
Perencana Keuangan Prita Hapsari Ghozie menjelaskan, poin penting dari persiapan perencanaan pernikahan yakni menetapkan dulu budget-nya. Semakin dini dipersiapkan, maka semakin baik. Setahun sebelum dilangsungkan pernikahan, sebenarnya sudah agak terlambat bagi Anda dan pasangan untuk mempersiapkan dana, namun setidaknya jangka waktu selama setahun ini cukup untuk membuat Anda bisa menentukan angka-angka pasti, berapa estimasi dana yang akan dikeluarkan. Sebab Anda masih punya waktu untuk berfikir untuk pemasukan dana dan lain-lainnya.
2. Sisihkan dana dari luar penghasilan rutin
Uang THR, bonus, sampingan, dan dana lainnya selain gaji perbulan, sebaiknya langsung disisihkan untuk persiapan pernikahan Anda. Anda harus bisa membedakan mana pengeluaran yang paling penting, selebihnya sisakan untuk biaya pernikahan.
3. Atur konsep acara secara bijak
Mengatur konsep acara pernikahan bukan berarti membuat acara pernihakan Anda menjadi sederhana. Tetap bisa meriah dengan mengedepankan alternatif. Misalnya mencari kenalan untuk sewa pelaminan sehingga biayanya sedikit miring, termasuk untuk ruangan, orgen tunggal, dan lainnya. Sehingga sebagian dana yang sudah disisihkan bisa dimanfaatkan untuk pengeluaran lain. Biasanya, biaya terbesar dalam sebuah resepsi adalah biaya konsumsi. Jika catering, sebaiknya Anda memprioritaskan tawaran yang banyak menu, walaupun dari masing-masing menu jumlahnya sedikit. Sebab kecenderungan orang Indonesia lebih suka dengan variasi. (bpc3)