BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Keinginan Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Dinas Pendidikan yang ingin menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di tingkat SMA sederajat, menurut beberapa guru kurang tepat dilakukan.
Widya Fitri Arlisha salah seorang guru di Pekanbaru mengatakan sistem zonasi tidak cocok diberlakukan di perkotaan. Apalagi di daerah perkotaan yang selama ini terdapat sekolah-sekolah unggulan, salah satunya di Pekanbaru.
“Kalau diterapkan (sistem zonasi, red) mungkin untuk daerah yang terpencil atau pinggiran. Kalau daerah perkotaan saya rasa kurang tepat,” ujar Widya.
Perempuan yang mengajar mata pelajaran Kimia ini beralasan sistem zonasi akan menghalang siswa-siswi berprestasi untuk masuk sekolah unggulan. Dimana selama ini sekolah unggulan biasanya terdapat di daerah perkotaan saja.
“Misalnya sekolah favorit atau unggulan, otomatis banyak dicari atau dituju sama siswa kan ya. Kasihan mereka kalau nilainya bisa masuk kesana (sekolah unggulan), tapi karena daerah tempat tinggal jadi gak bisa masuk kesana, padahal anak-anak yang tinggal dekat sana kemampuannya masih jauh,” jelas Widya.
Baca:Â Sistem Zonasi Sekolah Berimbas ke Pemerataan Sebaran Guru
Hal yang sama juga dikatakan oleh Hamzah Asrin. Guru Bahasa Inggris ini mengatakan menurutnya sistem penerimaan siswa baru yang lama telah sesuai.
“Sistem sebelumnya sudah bagus. Ada pembagian yang dilihat dari nilai, prestasi dan tempatan. Dimana persentase siswa dengan nilai, itu lebih besar dari yang lainnya. Misalnya untuk kategori nilai 60 persen, sementara untuk siswa tempatan dan prestasi masing-masing 20 persen,” tutur Asrin.
Seperti yang diketahui, sistem zonasi sendiri adalah suatu sistem yang mewajibkan pihak sekolah untuk menerima siswa baru sebanyak 90 persennya berasal dari sekitar lingkungan sekolahnya. Sistem ini sendiri diwacanakan akan mulai diterapkan di Provinsi Riau mulai tahun ajaran 2018/2019. (bpc9)