Sebuah survei independen menyatakan bahwa persaingan di lingkup profesional muda sekarang ini jauh lebih “kejam†dan lebih penuh tantangan dibandingkan 10 tahun silam.
Kompetisi di dunia kerja harus disikapi dengan bijak, kepala yang dingin, dan strategi yang realitis. Sebab jika tidak, bisa mengakibatkan stres serta tekanan yang berpengaruh pada performa kerja Anda. Â Upaya membuktikan kalau Anda adalah karyawan yang terbaik, jangan sebatas ucapan saja, melainkan harus benar-benar dibuktikan lewat kinerja nan cemerlang.
Pada dasarnya persaingan di kantor memang diperlukan sebagai motivasi dalam meningkatkan produktivitas karyawan. Namun, manajemen pun tak bisa membiarkan persaingan berjalan tanpa aturan, sebaliknya harus ditetapkan berbagai batasan agar tercipta nuansa kerja yang adil dan nyaman untuk semua karyawan.
Maka dari itu, Anda harus waspada dengan sesama tim kerja, berteman boleh saja namun jangan terlalu mengumbar-umbar cerita apalagi yang sifatnya personal. Anda tidak akan pernah tahu, di balik senyum manis rekan kerja ternyata tersimpan sejumlah “manuver†untuk menggulingkan Anda. Seperti dikutip dari Glamour, berikut lima tipe karakter rekan kerja yang kompetitif dan bagaimana cara menghadapinya.
Rekan kerja yang senang jadi pusat perhatian
Menyenangkan, pintar, supel, dan pandai memusatkan atensi pada dirinya. Rekan kerja tipe ini memiliki selera humor yang cerdas, sehingga bukan hanya sesama kolega yang terpikat oleh kepribadiannya yang hangat, para bos juga memiliki penilaian yang sama. Namun, meskipun dirinya tampak bersahabat, Anda jangan langsung percaya begitu saja. Sebab, tipe rekan kerja seperti ini selalu ingin terlihat hebat di depan atasan, akan melakukan apa saja untuk membuat bos senang. Bahkan tak segan untuk memata-matai rekan kerja lainnya, dengan bicara manis di depan Anda hanya untuk memancing informasi yang nantinya akan disampaikan pada bos.
Saat Anda bekerja satu tim dengan tipe si pusat perhatian, berikanlah keleluasaan untuknya memimpin. Manfaaatkan kegemarannya cari muka di depan atasan untuk menyampaikan ide-ide di rapat mendatang. Selama peran Anda di perusahaan tidak “terinjak†oleh dirinya, tidak salah berteman dengan dirinya. Tetapi ingat, jangan berbagi gosip dan keluh kesah yang Anda rasakan terhadap perusahaan kepadanya.
Rekan kerja penyendiri
Tipe rekan kerja yang tertutup dan banyak bicara, umumnya selalu menyembunyikan ide-ide cerdas dari teman sesama tim. Jangan berharap bisa bekerjasama dengannya, karena ia memiliki lini waktu dan strategi yang sulit diadaptasi oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Namun, bila atasan Anda dipasangkan dengan tipe ini untuk menyelesaikan suatu proyek, berikanlah dirinya ruang tetapi pastikan cukup dekat untuk tetap bisa memonitor gerak geriknya. Jangan pernah lalai  untuk memeriksa kembali pekerjaannya dengan milik Anda, agar tidak terjadi selisih dan kesalahpahaman saat mengemasnya dalam laporan kepada atasan.
Rekan kerja asal cepat selesai
Jika sedang dihadapkan pada perlombaan olahraga fisik yang berpacu dengan waktu, maka tipe rekan kerja seperti ini tak akan ragu untuk melakukan apapun, supaya lekasi mencapai garis akhir, tanpa memedulikan apakah caranya melanggar aturan atau tidak. Ketika bekerjasama dengan tipe rekan kerja yang seperti ini, pastikan untuk memeriksa dengan teliti hasil kerjanya, karena biasanya tipe ini seringkali tidak memerhatikan hal-hal yang detil.Â
Rekan kerja yang kooperatif dan senang menolong
Karakter rekan kerja yang seperti ini selalu ingin terlihat memiliki inisiatif tinggi di mata atasan juga sesama koleganya. Walaupun terlihat berusaha kerja mencari muka, sebenarnya Anda bisa banyak dari dirinya. Bila Anda ingin mengikuti caranya dalam bekerja, hati-hati, jangan sampai Anda meminta tanggung jawab yang melebihi kemampuan dan kekuatan diri Anda. Sebab, bekerja terlalu berlebihan akan mencederai kinerja Anda dan jatuh sakit akibat terlalu keletihan.
Rekan kerja tukang sabotase
Si tukang sabotase adalah tipe rekan kerja paling “mematikan†dan menjengkelkan. Disarankan untuk jangan terlalu dekat dengan tipe ini. Namun celakanya, rekan kerja yang memiliki kepribadian sabotase sulit dideteksi, karena umumnya mereka menutupi sifat buruknya tersebut dengan penampilan yang manis dan seolah-olah teman paling baik di dunia. Maka dari itu waspadalah terhadap seseorang yang terlalu berlebihan mengulurkan kebaikan pada diri Anda.
Tukang sabotase bisa saja mengakui hasil kerja tim sebagai hasil pemikiran tunggalnya. Secara terselubung gemar membuat orang lain terlihat buruk di depan atasan. Jagalah diri Anda dari rekan kerja yang demikian, perhatikan selalu gerak-geriknya. Apabila melihat gelagatnya atau mendengar dirinya mengakui hasil kerja orang lain, atau merendahkan kinerja Anda dan karyawan lainnya, segeralah bertindak. Laporkan dirinya pada bagian SDM, atau langsung konfrontasi orangnya agar jera! (Kompas.com)