BERTUAHPOS.COM – Dirty Vote telah menjelma menjadi film dokumenter kontroversial karena materinya menyuguhkan analisis tajam tentang dugaan alur kecurangan dalam Pemilu 2024 dan dianggap menyudutkan salah satu pasangan Capres.
Film dokumenter garapan jurnalis senior Dandhy Laksono dan diperankan oleh tiga pakar hukum tata negara — Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar — tersebut berhasil mencuri perhatian publik dengan berbagai pendapat.
Mereka yang terlibat dalam film ini tidak menerima bayaran dari siapapun. “Termasuk dari asing seperti yang dituduhkan,” kata Bivitri Susanti.
Hal ini diungkapkannya dalam Kuliah Umum Perdana Departemen Hukum Tata Negara UGM, secara virtual pada 13 Februari 2023.
Lebih lanjut, Bivitri menjelaskan bahwa seluruh biaya produksi film dibiayai melalui uang patungan dari kantong pribadi dan beberapa organisasi, yang catatan keuangannya dapat diperiksa secara terbuka.
Uang patungan tersebut digunakan untuk menyewa peralatan pembuatan film dan studio.
“Alat untuk bikin film itu mahal banget. Kami akhirnya patungan dan dengan sengaja yang boleh ikut patungan pun kami jaga, tidak boleh ada yang terlibat sama sekali dengan pasangan calon,” jelas Bivitri.
Pernyataan ini membuktikan bahwa keterlibatan para pakar hukum tata negara dalam film ini murni sebagai bentuk kontribusi tanpa motif finansial yang terkait dengan pemilihan presiden.
Film dokumenter Dirty Vote mengundang diskusi luas tentang transparansi dan integritas dalam pemberitaan mengenai tata kelola pemilu.
Setelah dirilis pada 11 Februari 2024, Dirty Vote telah ditonton sebanyak 15,4 juta kali. Film ini ditayangkan di tiga akun YouTube, yakni; akun resmi Dirty Vote, akun PSHK dan akun Refly Harun.
Menariknya, film dokumenter ini dikemas dalam format eksplanatori yang disampaikan oleh tiga pakar hukum tata negara yang berperan sebagai tokoh utama.
Mereka mendalami bagaimana kekuasaan telah digunakan untuk memengaruhi hasil pemilu, dan menabrak batasan demokrasi yang tidak seharusnya itu dilakukan oleh penguasa saat ini.***