BERTUAHPOS.COM — Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah mewanti-wanti adanya tindakan diskriminatif terhadap negara-negara tertentu untuk mendapatkan hak mereka atas vaksin corona. Negara-negara paling miskin dan rentan di dunia tidak boleh ‘terinjak-injak’ dalam ‘perebutan’ vaksin Covid-19, begitu pernyataan WHO
Pimpinan WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan keadilan dalam pendistribusian vaksin. Diperlukan US$4,3 miliar setara Rp61 triliun diperlukan untuk membantu mendanai skema pembagian secara adil. Vaksin Universitas Oxford sangat efektif, bagaimana dengan vaksin yang dipesan Indonesia?
Apa yang diserukan oleh Tedros juga sudah diutarakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pidato perdana di sidang majelis umum PBB. Serukan ‘akses yang setara’ terhadap vaksin Covid-19 merupakan sebuah keharusan sebagai suatu bentuk kedaulatan yang adil, seperti dikutip dari BBC Indonesia.
“Petugas kesehatan di garis depan dan kelompok rentan diprioritaskan sebagai penerima awal vaksin Covid-19,” kata Jokowi.
Empat vaksin telah melaporkan hasil yang baik dari uji coba tahap akhir. Terbaru terbukti sangat efektif dalam menghentikan gejala Covid-19 adalah yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca.
Vaksin itu jauh lebih murah untuk diproduksi daripada dua vaksin lainnya yang baru-baru ini diumumkan dan dapat berdampak lebih besar di seluruh dunia. Vaksin Oxford yang menurut para peneliti dapat menawarkan perlindungan hingga 90%, juga lebih mudah disimpan dan diangkut daripada vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Dr Tedros mengatakan hasil yang menjanjikan dari uji coba vaksin berarti, “cahaya di ujung terowongan gelap yang panjang ini nampak semakin terang. Pentingnya pencapaian ilmiah ini tidak bisa dilebih-lebihkan,” katanya. “Tidak ada vaksin dalam sejarah yang dikembangkan secepat ini.”
(bpc2)