BERTUAHPOS.COM – Diceritakan seorang raja mengumpulkan lima orang ulama dan hukama. Kemudian ia memerintahkan mereka agar masing – masing berkata dengan satu ungkapan yang berisi kata – kata hikmah.
Namun masing – masing dari mereka mengatakan dua ungkapan yang berisi kata – kata hikmah. Sehingga kalimat hikmah menjadi 10 kalimat.
Ulama pertama berkata, (1)Takut kepada Allah (pencipta alam semesta) adalah keselamatan, sedangkan merasa aman dari siksa Allah merupakan suatu kekufuran.
(2)Merasa aman atau selamat dari makhluk adalah suatu kemerdekaan sedangkan merasa takut kepada makhluk adalah perbudakan.
Lalu ulama kedua berkata, (1)Mengharapkan rahmat Allah adalah kekayaan yang tidak akan disengsarakan lagi oleh kefakiran. (2)Putus asa daripada rahmat Allah adalah suatu kefakiran yang menjadikan kekayaannya tidak bermanfaat.
Selanjutnya ulama ketiga mengatakan, (1)Orang yang kecerdasannya kurang tidak akan membahayakan dirinya bila disertai kekayaan hati. (2)Orang yang sangat cerdas tidak akan bermanfaat bagi dirinya kalau disertai dengan kemiskikan hati.
Kemudian ulama ke empat berkata, (1)Hati yang kaya disertai sifat pemurah akan semakin menambah kekayaannya. (2)Hati yang miskin walaupun sangat cerdas, tidak akan bertambah kecuali kefakiran.
Terakhir, ulama kelima mengatakan, (1)Mengambil kebaikan yang sedikit lebih baik dari pada meninggalkan kejelekan yang banyak, serta (2)Meninggalkan seluruh kejelekan lebih baik daripada mengambil kebaikan yang sedikit.
Tentang Hukama
Secara umum, hukama berarti ahli hikmah atau makrifah. Yakni orang-orang yang diberi anugrah oleh Tuhan mengetahui yang gaib atau menyingkap rahasia-Nya. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami makrifah dan ilmu-ilmu tingkat tinggi itu antara lain dengan melakukan olah batin (mujahadah, riyadhah), seperti menekuni ibadah-ibadah wajib dan sunnat, menjauhi seluruh larangan-larangan Tuhan, dan melakukan berbagai amal kebajikan dengan setulus-tulusnya.
Sebagai imbalannya, Tuhan menganugrahkan kepadanya berbagai keutamaan, seperti atas kehendak-Nya ia mampu mengobati penyakit dengan doa, mampu menunjukkan tanda-tanda karamah (kekeramatan) seperti kemampuan untuk berpuasa berhari-hari, berjalan di atas air, memberikan ketenteraman dan pemenuhan hajat-hajat orang lain melalui melalui doanya. Wallahualam.
(bpc1)