BERTUAHPOS.COM – Tahukah Anda, menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah sang ulama terkemuka pada zamannya hingga kini, mengatakan terdapat perkara hal yang mengherankan. Hal ini di ungkapkan dalam satu satu buku karya terbaiknya, Al Fawa’id.
Dalam karyanya tersebut dijelaskan tentang sesuatu yang mengherankan. Katanya, termasuk perkara yang paling mengherankan adalah engkau mengenalNya tetapi tidak mencintaiNya.
Engkau mendengar penyeru-Nya kemudian engkau tidak menyambutNya. Engkau mengetahui besarnya keberuntungan dalam berinteraksi denganNya, namun engkau malah menjalin hubungan dengan selainNya.
Dan engkau mengetahui beratnya akibat kemurkaanNya tetapi engkau malah menjerumuskan diri padanya. Engkau merasakan pedihnya keterasingan dalam maksiat kepadaNya namun engkau tidak mencari kenyamanan dalam ketaatan kepadaNya.
Hal mengherankan lainnya, engkau mencicipi kekerasan hati ketika tenggelam dalam pembicaraan selainNya, lalu engkau tidak rindu kepada kelapangan dada dengan mengingat dan bermunajat kepadaNya.
Baca: UAS Cerita Nabi Ibrahim Sebagai Teladan ‘Melawan’ Covi19
Ulama besar ini juga menuliskan, banyak manusia merasakan siksaan ketika menggantungkan hati kepada selainNya, namun tidak bergegas lari kepadaNya, menghadap dan bertaubat kepadaNya.
Kitab Al Fawa’id ini, merupakan buku berisi berbagai macam faidah berharga yang sangat patut untuk diketahui, dipelajari dan diselami oleh setiap pribadi muslim.
Menghimpun berbagai butir – butir kaidah agung yang membawa keselamatan dan kemanfaatan. Selain itu, juga menjelaskan berbagai hal yang harus di hindari untuk menjaga diri dari kehancuran.
Disamping perkara mengherankan, pada tiap – tiap halamannya akan membahas dari berbagai ayat, menguraikan nilai – nilai yang dikandung dalam sebuah doa serta memberikan pencerahan dari butir – butir sabda Rasulullah Shallallahu ‘alahi wassalam.
Mengenai Ibnu Qayyim, nama lengkapnya Muhammad bin Abu bakar bin Sa’ad bin Hariz az-Zur’i ad-Dimasyqi. Ia mendapat julukan Syamsuddin, dan kun-yah-nya Abu Abdillah, atau dikenal dengan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Mengapa, karena Al-Jauziyyah sendiri adalah nama sebuah sekolah yang dikelola oleh ayahnya.
Ibnu Qayyim dilahirkan pada 7 Shafar 691 Hijriyah. Ia tumbuh di dalam sebuah keluarga yang dinaungi ilmu dan kemuliaan. Mula – mula Ia menuntut ilmu dari ayahnya dan kemudian kepada banyak ulama terkemuka pada masanya. (bpc1)