BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Istilah kutang digunakan untuk penutup dada di Indonesia. Namun, kapan dan mengapa ada nama kutang ini?
Rupanya, semua ini tak terlepas dari campur tangan penjajah.
Pada abad ke-19, dikutip dari historia.id, penutup dada bagi wanita belum lazim digunakan di Indonesia.
Kemudian, saat pemerintahan Daendels (1808-1811), dibangun jalan raya Anyer-Panarukan di Pulau Jawa. Untuk membangun jalan ini, dipergunakan budak dari pribumi.
Setidaknya ada 12,000 budak pribumi yang dipekerjakan dalam pembuatan jalan ini. Tidak hanya laki-laki, banyak juga digunakan budak wanita.
Karena pemakaian penutup dada belum lazim, para budak perempuan ini bekerja bertelanjang dada layaknya laki-laki.
Pemandangan perempuan bertelanjang dada ini rupanya mengganggu seorang pejabat Belanda bernama Don Lovez.
Don Lovez kemudian mengambil secarik kain, dan memberikannya kepada budak wanita sambil berkata “tutup bagian berharga (coutant) itu”.
Don Lovez terus menggunakan kata countant, yang kemudian terdengar seperti kutang oleh para budak.
Semenjak itu, pemakaian dan penamaan kutang menjadi populer di Indonesia. (bpc4)