BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Riau kemungkinan akan mengalami angka inflasi tinggi pada Maret ini. Kenaikan inflasi itu lantaran dipengaruhi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu belakangan.
Kepala Devisi Advesory dan Pengembangan Ekonomi dari Bank Indonesia perwakilan Riau, Irwan Mulawarman mengatakan, administered price seperti ini terkesan sangan membebani masyarakat dan akan sangat memberi pengaruh terhadap kelompok folotail food (kelompok makanan).
“Sebab hampir semua barang yang masuk ke Riau berasal dari daerah lain. Jika harga BBM naik maka ada beban yang naik sehingga akan berimbas pada kenaikkan bahan pokok rumah tangga,” katanya saat diwawancarai, Rabu 28 Maret 2018 di Pekanbaru.
Irwan menjelaskan, hal lain yang juga dikhawatirkan ialah jika benar adanya pengurangan subsidi BBM. Itu berarti otomatis beban biaya angkutan bahan pokok akan lebih naik. “Seberapa besar dampaknya kami juga belum menghitung. Tapi nanti kita lihat dulu hasil laporan bulan inflasi dari BPS,” katanya.
“Kemungkinan akan terjadi inflasi di atas prediksi bisa saja terjadi. Apalagi dengan 2 kali kenaikan harga BBM. Yang jelas selama bahan pangan di Riau tidak bisa mencukupi kebutuhan lokal maka hal-hal semacam ini akan sangat sensitif terhadap inflasi,” katanya.
Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) awal Maret 2018 lalu, Kepala BPS Riau, Aden Gultom juga sudah mengingatkan bawa BBM dan beras perlu mendapatkan kewaspadaan yang serius. Sebab beras dan BBM begitu banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
“Sepanjang Februari, 3 kota di Riau yang dilakukan pengurangan BPS mengalami deflasi. Hanya bensin dan beras yang mengalami inflasi. Jika sembako lain juga inflasi, maka angkanya akan sangat tinggi. Karena untuk beras dan bensin itu begitu banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Itu artinya, andil komoditi ini terhadap inflasi begitu tinggi,” katanya. (bpc3).