BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Volatilitas perdagangan yang tinggi terjadi, setelah tragedi sebuah pesawat jet sipil Malaysian Airlines MH17 ditembak di Ukraina. Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza dan Israel pun kebali meningkat. Namun, setimen tersebut tidak membuat pasar saham Amerika terkoreksi.
Sempat terkoreksi karena investor melarikan diri, membuat indeks S&P 500 mengalami penurunan pertama lebih dari 1 persen dalam tiga bulan. The VIX mencatatkan persentase kenaikan satu hari terbesarnya sejak April 2013, melonjak 32 persen.
Â
Rebound tersebut, menunjukkan bahwa perhatian pasar ke Ukraina dan Gaza minim, kecuali konflik yang lebih luas meletus, dan investor pun menjaga fokus mereka pada sesi pendapatan.
“Itu salah satu risiko geopolitik, itulah cara Anda mendapatkan pergerakan mencapai 1 persen,” kata analis di perusahaan riset Bespoke Investment Group, George Pearkes, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (19/7/2014).
“Tapi itu hal lain untuk memperlihatkan kita akan berada di bearish, karena beberapa konflik antara Amerika Serikat dan Rusia, atau Barat dan Rusia. Jika itu terjadi, Anda harus melihat beberapa perang penjualan saham, tapi kami tidak melihat itu akan terjadi,” tambah dia.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 123,37 poin atau 0,73 persen ke 17.100,18, The S&P 500 naik 20,1 poin atau 1,03 persen ke 1.978,22 dan Nasdaq Composite melaju 68,699 poin atau 1,57 persen ke 4.432,146.
Para pemimpin dunia menuntut penyelidikan internasional atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan 298 penumpang di timur Ukraina. Kiev dan Moskow menyalahkan satu sama lain atas tragedi yang memicu ketegangan antara Rusia dan Barat. Presiden AS Barack Obama meminta Rusia berhenti mendukung separatis Ukraina, tapi dia tidak langsung menyalahkan Rusia atas insiden tersebut. (Okezone)