BERTUAHPOS.COM — Berdasarkan data Indeks Tabungan dan Pengeluaran atau Mandiri Spending and Saving Index, masyarakat kelas bawah masih mampu melakukan pengeluaran, meskipun proporsi tabungan mereka menyusut, yang dikenal dengan istilah “makan tabungan”, kata Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro.
“Namun, kondisinya membaik karena adanya bantuan sosial (bansos) dan perlindungan sosial (perlinsos). Jika dilihat dampaknya, ada rebound. Jadi, untuk belanja mereka harus mengorbankan tabungan,” ujar Andry dalam sebuah konferensi pers di Serang.
Berdasarkan data yang dipaparkan, indeks tabungan per individu nasabah Bank Mandiri di kelas bawah hanya mengalami kenaikan tipis menjadi 47,9 pada Juli 2024, setelah sebelumnya terus menurun sejak akhir 2023 hingga Juni 2024.
Sementara itu, indeks pengeluaran per individu di kelas menengah pada Juli 2024 tercatat sebesar 110,6. Kedua data ini menunjukkan fenomena “makan tabungan” atau ‘mantab’ masih berlanjut di kelompok kelas bawah, meskipun sempat membaik berkat insentif dari pemerintah.
Pengeluaran Stabil di Kelas Menengah
Andry juga mencatat bahwa pengeluaran dan pendapatan kelompok kelas menengah relatif stabil sejak awal tahun. Namun, ia menyoroti kelas menengah bawah yang mengalami penurunan tabungan meskipun pengeluaran tetap berjalan.
“Yang memiliki kekuatan finansial dan relatif lebih tahan terhadap tekanan ekonomi adalah kelas menengah atas dan atas. Indeks tabungan mereka lebih stabil,” jelasnya.
Pada Juli 2024, indeks pengeluaran per individu di kelompok kelas atas tercatat sebesar 112,4, sementara indeks tabungan berada di angka 106,2, yang relatif stabil. Menurut Andry, kelas atas masih memiliki dorongan untuk belanja, sehingga strategi bisnis yang dapat diterapkan adalah “diskriminasi harga” dengan menargetkan kelompok menengah atas dan atas.
Andry juga menjelaskan bahwa data Mandiri Spending Index mengkategorikan kelas menengah sebagai mereka yang memiliki pendapatan tetap setiap bulan, seperti para karyawan. Definisi ini berbeda dengan kategori yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kelas menengah menurut kami adalah mereka yang memiliki pendapatan tetap, seperti karyawan. Ini berbeda dengan definisi kelas menengah yang digunakan oleh BPS,” tutup Andry.***