BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar tol Pekanbaru-Dumai jika jalur bebas hambatan itu dioperasionalkan.
Ketua Apindo Riau, Wijatmoko Rahtrisno mengungkapkan, keberadaan tol memang sudah menjadi mimpi masyarakat dan dunia usaha sejak 40 tahun lalu.
Namun dampak-dampak lain perlu dicermati dengan hadirnya tol ini. “Dampak ke masyarakat bagaimana?” ujar Wijatmoko dalam diskusi panel di Pekanbaru, Kamis, 28 November 2019.
Persisnya, keberadaan tol Pekanbaru-Dumai menghubungkan Pekanbaru dan Dumai dalam jarak tempuh yang lebih singkat. Dengan demikian volume kendaraan yang biasa melintas di daerah seperti Duri dan Minas akan berkurang. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
“Ini kalau kita berbicara dampak. Kalau daerah yang memang berhubungan langsung dengan tol mingkin sangat terasa dampaknya positifnya, tapi bagi daerah yang tidak bersentuhan langsung bagaimana?,” ungkapnya.
Dia menambahkan dengan hadirnya tol Pekanbaru-Dumai, daerah pertama yang akan merasakan dampaknya adalah Kota Pekanbaru. Dengan jarak tempuh lebih singkat, sangat memungkinkan tingkat kunjungan orang ke Pekanbaru akan lebih tinggi.
“Setelah itu barulah Dumai sendiri sebagai daerah tujuan bisnis. Namun untuk daerah-daerah lainnya yang hanya dilintasi tol, kemungkinan belum bisa merasakan dampak dalam waktu cepat,” sambungnya.
Akhir 2019 ini 1 pintu tol Pekanbaru-Dumai sudah akan dibuka. Tergat ini sudah disepakati sejak awal, oleh sebab itu diupayakan untuk digesa akhir tahun ini.
Sekretaris Perusahan Hutama Karya, M. Fauzan mengatakan seharusnya pembukaan pintu tol ini memang bisa dibuka lebih cepat. Namun karena beberapa kendala sehingga baru bisa dibuka akhir 2019 ini
“Diantara kendalanya karena pembebasan lahan. 1 pintu tol yang akan dibuka ini panjangnya sekitar 12 kilometer,” ungkapnya dalam diskusi panel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia di Pekanbaru, Kamis, 28 November 2019.
Fauzan menjelaskan panjang tol Pekanbaru-Dumai 131 kilometer dengan kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas di jalur ini sekitar 100 kilometer per jam. Diestimasikan volume kendaraan yang melintas sampai 7.000 per hari dari volume ideal tol 25 ribu per hari.
“Tol Pekanbaru-Dumai menghabiskan dana sebesar Rp16 triliun,” jelasnya.
Dijelaskan, kehadiran tol Pekanbaru-Dumai akan mendukung integrasi pesisir Barat dan Timur dengan menghubungkan HUB regional dan internasional. Kemudian diyakini pula akan membantu untuk pemerataan distribusi logistik, menunjang pembangunan pesisir Barat dan mengurangi metimpangan masyarakat.
Untuk diketahui secara keseluruhan pembangunan tol trans Sumatera sepanjang 2.765 kilometer yang terdiri dari 24 ruas jalan tol hingga tahun 2024 kedepan, dengan total investasi sebesar Rp476 triliun.
Dari 24 ruas tol Trans Sumatera ini terdapat 8 tol prioritas dan harus segera terwujud. Dimana 74% penggunaan tol ini akan diuntungkan untuk kegiatan logistik. (bpc3)