BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2022 di Kampus Universitas Islam Riau (UIR) diharapkan mampu mendorong tingkat inklusi keuangan dan literasi digital generasi muda milenial dan gen Z.
Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Rahayuningsih menjelaskan kegiatan BGTC 2022 ini digelar dengan tujuan mendekatkan Bisnis Indonesia kepada mahasiswa, serta menjawab keresahan semua pihak akan literasi digital yang masih rendah.
“Padahal Indonesia saat ini sedang dalam lompatan informasi digital yang massif dan aktivitas perekonomian digital saat ini banyak melibatkan sektor keuangan. Sehingga inilah yang menjadi fokus kami untuk diangkat di BGTC 2022 dan mendorong meningkatnya inklusi dan literasi keuangan digital bagi generasi muda,” ujarnya saat membuka BGTC di Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 22 September 2022.
Bisnis Indonesia mengemas kegiatan edukasi ini kedalam beberapa kelas. Harapannya dengan upaya ini akan membantu meningkatkan pemahaman generasi muda kedepannya tentang keuangan, literasi digital, dan jurnalistik.
Wakil Rektor III Universitas Islam Riau, Admiral mengatakan dengan dipilihnya UIR sebagai lokasi BGTC 2022 tentu akan memberikan informasi dan literasi digital bagi mahasiswa, serta pengalaman baru dalam keuangan.
“Tidak hanya itu, mahasiswa juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan setelah selesai kuliah, sehingga dapat mendorong entrepreneurship juga kedepannya,” ujarnya.
Pada sesi materi keuangan, perkembangan sistem pembayaran dari uang elektronik menjadi pembayaran digital dinilai semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Asral Mashuri menjelaskan program elektronifikasi sistem pembayaran mulai dilakukan BI sejak 2005, dan direspons oleh industri keuangan dengan menerbitkan uang elektronik berbasis kartu chip pertama kalinya pada 2008 silam.
“Lalu teknologi kartu chip diterapkan dengan sistem EDC dan berkembang menjadi sistem tap box seperti gerbang tol dan pintu bandara. Selanjutnya di 2019 mulai berkembang pemain baru uang elektronik non bank yaitu Visionet dengan produk payment digital OVO,” ujar Asral.
Karena sistem yang lebih praktis, pembayaran dengan uang digital berbasis server dalam dua tahun berkembang massif sehingga kapitalisasi pasarnya lebih besar hingga 4 kali lipat dibandingkan pembayaran uang elektronik berbasis kartu.
Lalu perwakilan Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi penawaran dari pinjaman online atau pinjol ilegal, karena akan merugikan debitur saat mengalami gagal bayar.
Kasubbag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Riau, Erwin Setiadi memaparkan banyaknya kasus pinjol yang terjadi di masyarakat salah satunya karena meminjam kepada pinjol ilegal.
“Banyak kasus pinjol ilegal itu misalnya pinjam Rp10 juta dendanya malah lebih besar sampai Rp20 juta, kalau pinjol yang legal sudah ditetapkan denda tidak boleh lebih besar dari besaran pinjaman pokoknya kalau pinjam Rp1juta maksimal dendanya hanya boleh Rp1juta,” ujarnya.
Dia mengingatkan bahwa pinjol legal hanya dibolehkan meminta izin akses terhadap 3 fitur handphone debitur, sehingga tidak menyalahi aturan seperti pinjol ilegal yang bisa mengakses kontak debitur dan bisa disalahgunakan.
3 fitur yang dibolehkan itu menurut Erwin dirangkum dengan istilah Camilan, yaitu pertama camera dimana pinjol bisa mengakses kamera untuk memastikan kebenaran debitur adalah orang yang benar mengajukan pinjaman. Kedua mic, sehingga pinjol bisa berkomunikasi dengan debitur; dan terakhir adalah location atau lokasi debitur, untuk memastikan alamat yang mengajukan pinjaman sesuai dengan lokasi keberadaannya.
Selanjutnya pada sesi ekonomi syariah, Bank Riau Kepri Syariah atau BRKSyariah menyatakan kini telah menjadi bank daerah syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset, usai tuntasnya proses konversi dari bank konvensional.
Pemimpin Divisi Dana dan Jasa BRKSyariah, Helwin Yunus memaparkan saat ini secara nasional bank tersebut menempati posisi 3 besar bank umum syariah di Indonesia dari sisi aset, sedangkan untuk jajaran bank daerah syariah menjadi yang terbesar dari nilai aset.
“Setelah tuntasnya proses konversi, saat ini BRKSyariah menjadi bank umum syariah ketiga terbesar di Indonesia dengan aset Rp30 triliun. Keputusan konversi ini salah satunya mendorong prinsip perbankan yang berkeadilan,” ujarnya.
Adapun Bisnis Indonesia Goes to Campus di Universitas Islam Riau, Pekanbaru didukung oleh BRKSyariah, OJK Riau, Bank Indonesia Riau, IDX Riau, Pertamina Hulu Rokan, EMP Bentu Ltd, Pegadaian Kanwil Pekanbaru, Phintraco Sekuritas, serta media partner RRI Pekanbaru, Bertuahpos.com dan Riauonline.co.id.***