BERTUAHPOS.COM – Gubernur Riau, Syamsuar mengakui bahwa pemanfaatan komoditi untuk ekspor belum digarap maksimal. Padahal potensinya banyak. Syamsuar menyadari hal itu sebagai bentuk lemahnya Pemda dalam memperhatikan komoditi tersebut.
“Saya berbincang dengan kepala Balai Karantina untuk komoditi ekspor itu. Dia bilang jengkol dan petai sudah diekpor dari pelabuhan Riau. Tapi saya menduga itu (jengkol-petai) pasti dari Sumbar,” kata Syamsuar dalam ekspos yang dilaksanakan di kantor Gubernur Riau, Senin, 24 Februari 2020 di Pekanbaru.
Dia menyebutkan selama ini, pemerintah bagi provinsi maupun daerah hampir tidak menaruh perhatian terhadap komoditi jengkol dan petai. Hal itu bisa jadi karena pemerintah tidak menganggap kedua komoditi ini punya nilai ekonomis. Padahal di luar negeri petai dan jengkol juga banyak peminatnya.
“Saya patikan langsung kepada Kepala Balai Karantina, ternyata benar kalau petai dan jengkol itu dari Sumbar. Kenapa holtikultura kita tidak dimanfaatkan dengan baik. Buktinya petai-jengkol bisa diekspor, jangan sawit ke sawit terus,” ungkap Syamsuar.
“Sekarang ini ada banyak komoditi holtikultura yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan ekspor karena memang negara-negara luar membutuhkan itu untuk bahan baku. Sekarang kita baru ubi ungu, itupun masih belum maksimal. Kedepan mindset dinasnya harus di ubah, supaya mindset petani juga berubah,” kata Syamsuar.
Bank Indonesia sejak beberapa tahun belakangan sudah memberikan masukan kepada Pemprov Riau untuk menggali potensi lain untuk mendukung perbaikan perekonomian daerah. Sejak produksi migas turun, perekonomian daerah juga ikut terkoreksi. (bpc3)