BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Di zaman serba modren ini, pola hidup masyarakat juga beralih ke hal-hal yang lebih modern. Masyarakat saat ini lebih memilih pergerakan yang cepat, simple dan tidak merepotkan. Seperti salah satunya dalam hal memilih transportasi umum.
Saat ini di Pekanbaru sendiri sudah ada tiga perusahaan berbasis transportasi online yang beropersai, seperti Gojek, Grab, dan Uber. Namun, dengan adanya transportasi online ini, membuat transportasi komersial seperti Koperasi pengemudi Taksi (Kopsi) merasakan pengaruh yang sangat besar.
Seperti halnya yang di jelaskan Subagiao, Wakil Sektetaris Pengurus Kopsi Pekanbaru. Dia mengatakan saat ini pendapatan kopsi sangat menurun. “Kalau dibicarakan pengaruh, pasti ada, malahan sangat besar. Pendapatan saat ini memang sangat-sangat menurun, terkadang ada yang tidak dapat penumpang, alhasil tidak membawa uang pulang,” ujarnya kepada kru bertuahpos.com, Kamis (2/11/2017).
Dia menyebut, adanya alat transportasi online sebenarnya adalah hal yang wajar, namun semestinya tetap mengikuti prosedur dan peraturan yang ada. “Namanya persaingan itu sah-sah saja, tapi timbang juga kami yang sudah puluhan tahun. Seperti tarif harga, harusnya disesuaikan dengan standar yang ada, ada mereknya, memakai plat kuning. Tidak pun memiliki plat kuning, setidaknya memiliki tanda seperti stiker. Kalau sudah melengkapi syarat dan ketentuan yang ada, itu baru namanya persaingan yang sehat, tergantung pelayanan yang diberikan masing-masing perusahaan lah lagi itu” ungkapnya.
Selain itu, saat disinggung mengenai masyarakat yang lebih memilih transportasi online, ia mengatakan hal itu karena tarif yang lebih murah. “Wajar, kan lebih murah, lebih cepat juga, untuk masalah ini, kita tidak bisa menyalahkan masyarakat. Namanya masyarakat, tentu lebih memilih yang murah, tapi pemerintah harus lebih teliti terhadap ini,” katanya.
Lanjutnya, dia berharap pemerintah lebih memperhatikan terkait hal tersebut, agar angkutan komersial terutama kopsi yang berdiri sejak tahun 1976 dan memiliki badan hukum ini tidak hilang. “Harapan kami hanya itu saja, tolong pemerintah lebih memperhatikan. Seperti halnya kami di kopsi ini ada sebanyak 400 orang sopir dan kendaraan (mobil) 200 unit, dan ini kami gunakan secara bergantian. Cobalah bayangkan, ada armada yang tidak membawa uang pulang, mau makan apa mereka. Jadi Kami minta, pemerintah harus tegas menetapkan peraturan,” harapnya. (Bpc14)