BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Peran masyarakat tempatan terhadap pengembangan perkebunan sangatlah penting. Karena atas seizin merekalah, pemerintah baru bisa membuka sebuah kawasan perkebunan.
Mengingat kondisi tersebut, diharapkan perusahaan perkebunan juga memperhatikan ekonomi masyarakat tempatan. Sehingga terbina keharmonisa antara perusahaan dengan masyarakat dan juga ekonomi masyarakat kecil pun terangkat.
Hal itu diungkapkan oleh Drs Zulher MS Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau di sela-sela kegiatan funbike yang ditaja oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Riau di Kantor Bank Indonesia Pekanbaru , Minggu (15/6/2014) kemarin.
Untuk pembangunan usaha perekonomian masyarakat tempatan tersebut salah satu nya dengan pembentukan dan perbaikan jalan usaha produksi, irigasi, pembuatan waduk sebagai bank air yang baik hingga pembuatan batas antar desa dan hutan.
“Bidang Infrastruktur merupakan salah satu titik lemah pengembangan ekonomi masyarakat kecil. Sebagian dari mereka memang mampu untuk membuat kebun, namun dalam pembuatan jalan produksi atau tata kelola air kadang mereka terkendala dengan dana, karena rata-rata hasil kebun tidak besar. Untuk itu, tepat kiranya segi infrastruktur itu mereka prioritaskan,†ujar Zulher.
Perbaikan infrastruktur oleh perusahaan menurut Zulher cukup mudah, apalagi rata-rata perusahaan memiliki alat berat seperti eskavator yang dibutuhkan. Tinggal bagaimana komunikasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.
“Masyarakat itu kalau diajak gotong royong pasti akan mau. Asal perusahaan bisa menyediakan alat beratnya. Apalagi itu untuk wilayah kebun mereka,†ujar Zulher.
Perhatian perusahaan terhadap masyarakat ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR), membantu pemerintah karena anggaran pemerintah terbatas dan juga aksi nyata perusahaan dalam melakukan pencegahan kebakaran. Jika infrastruktur telah lancar terutama tata kelola air yang baik. Maka kebakaran itu dapat kita tanggulangi. Karena rata-rata kebakaran itu terjadi di wilayah interland perusahaan. (syawal)