BERTUAHPOS.COM – Saat ini industri penerbangan sedang menghadapi tantangan akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini berimbas pada harga avtur yang dibeli dalam nominal dollar menjadi tinggi.
Direktur Utama Citilink, Arief Wibowo menegaskan saat ini industri penerbangan nasional sedang mengalami tekanan. Saat nilai tukar masih di bawah Rp 10.000 pada 3 sampai 4 tahun lalu, maskapai dapat bertahan. Tetapi, setelah rupiah di atas Rp 10.000 maka banyak airlines yang tertekan.
“Tahun 2010, 2011, 2012 masih banyak airlines yang survive, karena pertumbuhan ekonomi juga bagus saat itu. Itu di atas 6 persen, itu termasuk penopang untuk angkutan udara,” jelasnya.
Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada semester II tahun 2014 sudah terasa di bawah 6 persen. Asumsi avtur saat ini sebesar 65 sens, diperkirakan naik akibat ketegangan di Irak. “Yang perlu diwaspadai dengan kejadian slot penerbangan berarti ada indikasi tingkat kesulitan yang cukup tinggi.”
Meskipun begitu, pihaknya mengaku tetap konsisten melakukan pertumbuhan di pasar. Hal itu dilihat dari harga jual dan pasar yang meningkat. “Kita tunggu kondisi rupiah stabil, diasumsikan kondisi rupiah di level Rp 11.500 sampai Rp 12.000 per USD, kita belum tahu perkembangan terakhir,” ungkapnya(Merdeka)