Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Regional Bulog Riau dan Kepri, Faruq Octobri Qomary saat dihubungi bertuahpos. “Khusus Riau kita serap 1.500 ton selama 2014,” ujarnya Selasa (20/01/2015).
Pihaknya ditarget oleh pemerintah pusat sebanyak 3.500 ton per tahuun. “Kita berhasil menyerap beras lokal Riau-Kepri sebanyak 3.557 ton sepanjang tahun 2014,” tuturnya.
Â
Penyerapan beras lokal Riau-Kepri pada tahun 2014 merupakan yang terbesar sepanjang 15 tahun ke belakang. “Jadi itu yang terbesar, tahun 2013 hanya 1.989 ton sedangkan 2012 penyerapan sebanyak 3.196 ton,” katanya.
Minimnya sentral penghasil beras di Riau, membuat Bulog harus mendatangkan pasokan dari daerah sekitar provinsi tersebut. “Realisasinya sudah 3.557 ton, tapi itu dibantu dari beras lokal yang didatangkan dari Sulsel (Sulawesi Selatan),” sebut Faruq.
Mayoritas gabungan kelompok tani yang ada di Riau hanya memproduksi beras untuk kebutuhan lokal dan dalam skala kecil. Sedangkan lumbung padi hanya daerah Dumai, Kampar, Rengat, Tembilahan, Siak dan sebagian Pekanbaru yang memiliki lokasi pertanian.
Untuk itu dirinya berharap kepada pemerintah Provinsi agar dapat menambah lahan yang dijadikan sebagai sentra padi. “Harapan kita kepada pemerintah Riau Kepri dapat menambah lahan baru. Sehingga tidak lagi bergantung dengan daerah lain,” sebutnya.
Sebab beras itu nantinya diperuntukkan sebagai cadangan beras dan program raskin. Selain itu juga cadangan pasar murah jika terjadi gejolak harga maupun keadaan darurat lain seperti bencana alam. (Riki)