BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Minggu, 2 Desember 1945, Mayor Andrew Sandilands Knox Anderson melapor ke Kantor Polisi RI di Padang. Anderson melaporkan bahwa dirinya bersama sang kekasih, Ann Helen Allingham ingin berlibur ke bungalow dengan pemandangan indah Sungai Beramas, 11 kilometer arah selatan Padang.
Di kantor polisi RI, Anderson melaporkan ke Johnny Anwar, seorang anggota polisi kenalannya. Saat itu, ditengah situasi perang, protokolnya Anderson memang harus melapor kepada otoritas Indonesia jika ingin bepergian.
Johnny Anwar yang melihat kondisi tempat berlibur Anderson merasa khawatir. Sungai Beramas itu terletak di pinggir hutan dan sepi. Tempat itu rawan dengan aksi kejahatan.
Namun, Anderson hanya tertawa dan berkata,” itu urusanku”.
Maka, pagi minggu itu, Anderson dan Allingham meluncur ke Sungai Beramas menggunakan jip militer. Mereka juga berencana menginap di bungalow tersebut.
Tak disangka, empat pemuda dibawah pimpinan Kamaruddin melihat kesempatan ini, dan mengintai dua warga Inggris yang tengah kasmaran tersebut. Malamnya, saat Anderson dan kekasihnya tengah mandi, Kamaruddin dan rekannya langsung merangsek dan menikam keduanya hingga tewas.
Besoknya, markas tentara Inggris di Padang geger. Dua warga Inggris menghilang. Inggris menuduh pejuang Indonesia yang melakukan pembunuhan warganya.
Lima hari setelah hilangnya Anderson dan Allingham, Inggris menyerbu desa-desa di sekitar Sungai Beramas. Rumah penduduk dihancurkan dan dibakar, tanpa penduduk diberikan kesempatan menyelamatkan harta bendanya.
10 Desember, mayat Anderson dan Allingham ditemukan. Inggris semakin berang. Mereka menyerbu markas pejuang. Tak hanya itu, Inggris juga menangkapi pemuda di jalan dan melakukan pembantaian.
Akibat amukan Inggris, 443 rumah hancur ataupun terbakar. 12 pemuda ditembak mati, dikumpulkan dari berbagai sumber. (bpc4)