BERTUAHPOS, PEKANBARU – Selain kenaikan kredit macet dari 2,22 persen pada April 2012 menjadi 2,66 persen pada April 2013, kredit yang berada dalam posisi diragukan juga mengalami kenaikan, yakni dari 0,19 persen (17 miliar lebih) menjadi 0,21 persen atau naik menjadi 21 miliar lebih pada April 2013.
Sedangkan secara keseluruhan kredit bermasalah atau Non Performning Loan (NPL Bank Riau Kepri), pada April 2012 di angka 2,73 persen menjadi 3,12 persen di akhir kuartal pertama (April 2013), dimana untuk kredit macet saja melambung menjadi 280,218 miliar.
Pengamat Ekonomi Riau Edyanus Herman Halim menyatakan, kenaikan ini harus segera di evaluasi jajaran manajemen Bank Riau Kepri, khususnya jajaran direksi. Pasalnya, kenaikan NPL meski masih dibawah batas ambang yang ditetapkan Bank Indonesia, tetap harus menjadi perhatian utama. Persentase yang kecil jika di nominalkan akan terlihat besar.
“Yah harus segera di evaluasi, dikaji dan dianalisa. Ini kenapa sebabnya, jangan sampai terjadi ketidak percayaan nasabah. Sebabm persaingan di perbankan cukup tinggi,” tukas dosen Universitas Riau ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, kredit bermasalah atau NPL Bank Riau Kepri mengalami kenaikan dari 2,73 persen pada April 2012 menjadi 3,12 pada April 2013 ini. Jika dilihat dari nominal angkanya, kredit bermasalah ini tumbuh dari 9, 3 miliar menjadi 10,5 miliar. Padahal bank milik pemerintah daerah ini memiliki target khusus untuk kredit macet sebesar 216 miliar, namun per kuartal pertama saja angka kredit macet sudah berada di angka 280 miliar lebih.
Kepala Humas Bank Riau Kepri Yudi yang dihubungi dan di sms belum memberikan respon ketika dikonfirmasi BertuahPos hingga berita ini di turunkan. (*)