PEKANBARU, 21 Mei 2022
Perang Diponegoro, tercatat sebagai salah satu perang terdahsyat dalam sejarah. Perang antara rakyat Indonesia dengan penjajah itu menewaskan sekitar 15 ribu tentara Belanda.
Pangeran Diponegoro lahir pada 11 November 1785, dengan nama Bendara Raden Mas Antawirya.
Dia merupakan putera sulung Sultan Hamengkubuwono III. Kelak, pangeran ini akan dikenal sebagai Pangeran Diponegoro.
Daripada hidup mewah di keraton, Pangeran Diponegoro lebih memilih tinggal di Tegalrejo, dekat dengan rakyat.
Dia memilih hidup yang dekat dengan keagamaan.
Perang Diponegoro bermula saat Belanda memasang patok di tanah milik Pangeran Diponegoro.
Perlawanan ini mendapatkan simpati rakyat, sehingga terjadilah Perang Diponegoro, yang meluas hingga seluruh wilayah Jawa.
Tahun 1825, Pangeran Diponegoro memulai perang terhadap kolonial Belanda.
Pihak Pangeran Diponegoro memanfaatkan kondisi alam untuk berperang.
Ketika musim hujan, mereka akan menyerang Belanda, yang dilemahkan oleh penyakit seperti malaria.
Saking hebatnya perang ini, Belanda mendapakan kerugian yang amat besar.
Disebutkan bahwa 15.000 serdadu belanda tewas dalam pertempuran, dan perang ini menghabiskan 20 juta gulden.
Pada 28 Maret 1830, Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro.
Setelah tertangkap Belanda Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar.
Saat pengasingan inilah, Pangeran Diponegoro meninggal dunia pada 8 Januari 1855.***