BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menegaskan bahwa negaranya memiliki doktrin militer secara tertulis. Hal ini sekaligus menepis isu yang digemborkan banyak negara—atas kekhawatiran mereka—bahwa Rusia akan melancarkan serangan nuklir dalam invasi ke Ukraina.
Newsweek.com melaporkan, Menlu Rusia memastikan bahwa negaranya tidak mungkin lebih dulu menggunakan senjata nuklir untuk melakukan sebuah serangan.
“Kami memiliki doktrin militer, semuanya tertulis di sana. Tidak memberikan interpretasi lain, kecuali apa yang ada di sana dalam warna hitam dan putih,” katanya kepada kantor berita Rusia RIA Novosti.
Di bawah prinsip-prinsip penyebaran militer resmi Rusia, negara tersebut diizinkan untuk menggunakan senjata nuklir ketika dalam kondisi:
- Musuh Rusia menggunakan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya di wilayah Rusia dan/atau sekutunya.
- Rusia menerima data yang dapat dipercaya tentang peluncuran rudal balistik yang menyerang wilayahnya atau wilayah sekutu Rusia.
- Situs pemerintah atau militer penting Rusia diserang oleh musuh dengan cara yang akan melemahkan tindakan respons pasukan nuklir.
- Negara menghadapi ancaman eksistensial melalui penggunaan senjata konvensional.
Salah satu dari empat kondisi yang didefinisikan dalam doktrin militer Rusia yang mengizinkan penggunaan senjata nuklir oleh Moskow sangat mirip dengan ungkapan yang sebelumnya digunakan Putin untuk menggambarkan permusuhan Barat terhadap Rusia.
“Ancaman mendasar yang diciptakan oleh politisi Barat yang tidak bertanggung jawab untuk Rusia secara konsisten, kasar dan tidak resmi dari tahun ke tahun. dengan memperluas NATO lebih dekat ke Rusia,” kata Putin dalam pidatonya kepada bangsa pada 24 Februari.
Putin mengatakan perluasan NATO adalah masalah hidup dan mati bagi Rusia. “Masalah masa depan sejarah kita sebagai sebuah bangsa. Tidak hanya ancaman nyata bagi kepentingan kita, tetapi juga bagi keberadaan negara kita dan kedaulatannya,” sambungnya.
Jika itu adalah “garis merah” untuk melepaskan serangan nuklir yang dinyatakan oleh doktrin militer Rusia, Putin telah mengklaim AS dan sekutu NATO-nya telah melewatinya.***