BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hiswana Migas meminta meminta agar jatah kuota BBM biosolar bersubsidi di Riau tahun 2022 direvisi. Kuota yang telah ditetapkan itu dianggap tidak cukup dengan tingginya perminyaan masyarat terhadap BBM jenis itu.
Sebagaimana diketahui, di tahun 2022, jatah kuota BBM jenis solar untuk Riau sebanyak 794.787 kiloliter. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 9 persen jika dibandingkan kuota di tahun 2021 lalu, yakni sebanyak 824.000 kiloliter.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Hiswana Migas Riau Tuah Laksamana Negara mengatakan, pihaknya memang berharap kelangkaan BBM biosolar bersubsidi di Riau tidak semakin mengkhawatirkan masyarakat. Oleh sebab itu, salah satu solusi yang ditawarkan yakni merevisi jatah kuota BBM untuk Riau.
“Mau tidak mau, kami sudah lakukan juga edaran itu sesuai dengan ketentuannya. Tapi kan itu tak juga bisa menyelesaikan masalah. Karena masalahnya kuota ini yang jadi problem. Memang kuota ini,” sebutnya dalam pertemuan bersama Pemprov Riau pada, 10 Maret 2022 di Pekanbaru.
Tuah Laksamana Nagara mengungkapkan, bahwa setiap SPBU di Riau sudah menyediakan loket khusus untuk BBM jenis dexlite dan pertamina dex. BBM jenis ini yang diharapkan pihak Pertamina bisa menjadi solusi.
Namun, faktanya tidak demikian, lantaran harga yang sangat tinggi. Sehingga membuat masyarakat rela antre panjang di loket pengisian BBM jenis biosolar. “Masyarakat itu lebih suka antre, tapi yang penting murah. Tapi kita perlu sosialisasi ke depan mudahan ini cepat dilaksanakan,” tutupnya.
Selain itu, dia juga meminta kepada Pertamina untuk mempercepat proses pendistribusian BBM di daerah-daerah perbatasan di Riau. “Daerah perbatasan jadi krusial. Kalau pengirimannya cepat, diharapkan bisa mempercepat pengisian bahan bakar sehingga bisa mengurai kemacetan,” terangnya.
Seperti diberitakan Bertuahpos.com sebelumnya, sekitar sepekan ini hampir seluruh SPBU di Pekanbaru dipadati angtrean panjang kendaraan. Hal ini disebabkan kelangkaan BBM jenis biosolar bersubsidi. (bpc2)