BERTUAHPOS.COM (BPC) – Setelah 12 tahun silam, kini aceh kembali berduka. Ratusan orang terluka dan puluhan orang meninggal dunia.
Sejumlah bangunan di lokasi kejadian pun luluh lantah diguncang gempa subuh tadi dengan kekuatan 6,5 SR pada kedalaman 10 km. Jarak lokasi ini 35,8 km barat kota Bireun dan 51,1 km tenggara Kola sigli.
Tim SAR gabungan masih terus bekerja menyisir puing-puing reruntuhan bangunan untuk memastikan masih ada tidaknya korban yang terjebak.
Tragedi yang lebih memilukan pernah terjadi di negeri Serambi Mekkah ini pada tahun 2004 silam. Gempa bumi dan Tsunami Aceh terjadi pada Minggu pagi, 26 Desember 2004 lalu.
Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejap. Aceh, merupakan daerah yang menelan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ada ribuan orang hilang dan tidak ditemukan, serta ribuan pula mayat yang di kuburkan secara masal.
Kala itu gempa terjadi pada jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak kurang lebih 160 kilometer sebelah Barat Aceh, dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa yang melanda Aceh pada tahun 2004 itu, berkekuatan 9,3 SR, dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Kepanikan ini terjadi dalam durasi paling lama sepanjang sejarah gempa bumi, yaitu sekitar 500-600 detik atau sekitar 10 menit.
Beberapa pakar gempa menganalogikan kekuatan gempa ini mampu membuat seluruh bola bumi bergetar dengan amplitude getaran di atas 1 sentimeter. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga memicu beberapa gempa bumi diberbagai belahan dunia.
Kini, total dampak gempa 6,5 SR di Pidie Jaya, Aceh ini, tercatat 52 orang meninggal dunia, 73 orang luka berat, 200 luka ringan. Kemudian kerusakan bangunan meliputi 105 ruko roboh, 125 rumah roboh, 14 masjid roboh, 1 RSUD Pidie rusak berat, satu sekolah rusak berat. Data diperkirakan masih terus bergerak naik mengingat kerusakannya cukup masif.
Penulis : Ely Suwanti