BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pertamina wilayah pemasaran Riau dan Sumatera Barat (Sumbar) belum menerima adanya penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk di wilayah Provinsi Riau.
Menurut keterangan Sales Representatif BBM Retail PT Pertamina Sumbar-Riau Rifki Nasution mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu informasi dari pusat terkait penambahan kuota BBM untuk di Riau.
“Untuk saat ini kita masih belum menerima data untuk penambahan kuota BBM di Riau. Kita juga saat ini masih menunggu informasi dari pusatlah untuk penambahannya,” Sales kepada bertuahpos.com, Senin (15/2/2016).
Sekarang ini Pertamina masih menggunakan data tahun 2015 untuk penyaluran BBM ke SPBU-SPBU yang ada di Riau. Dan untuk permintaan tersebut masih disesuaikan dengan permintaan dari SPBU.
“Untuk saat ini memang masih disesuaikan dengan permintaan SPBU. Untuk informasi adanya penambahan kuota BBM mungkin dalam dua atau tiga bulan lagi. Sekarang ini kita fokuskan untuk Pertalite agar masuk ke SPBU-SBPU di Riau,” jelas Riki.
Disinggung mengenai adanya rencana penghapusan premium karena masuknya Pertalite, Rifki sendiri membantah adanya kabar tersebut. Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut hanyalah rumor belaka.
“Itu tidak ada, hanya rumor belaka. Kalau masalah itu sudah lama ada, hanya saja tidak benar,†sambungnya.
Selain itu, berdasarkan data konsumsi BBM untuk Riau pada rata-rata tahun 2015 memang masih dipegang oleh premium yakni sebesar 2400 kilo liter, kemudian untuk solar 1900 kilo liter dan ketiga untuk pertamax plus dijual mencapai 49 kilo liter.
Selanjutnya, terang Rifki, untuk penjualan pertalite yang diluncurkan sejak November lalu mencapai 27 kilo liter dan pertamina dex mencapai 3,4 kilo liter.
“Itu semua berdasarkan data yang ada di 2015. Untuk Pertamina Dex memang cukup rendah penjualannya. Tapi kalau segi kualitas, pertamina dex memang jauh lebih bagus dari pada solar yang bersubsidi. Karena BBM tersebut juga menggunakan standar khusus,†terangnya.
Selain itu, Pertamax sendiri untuk di Riau memang sudah tidak dijual lagi dan digantikan dengan Pertamax Plus yang kualitasnya lebih bagus dibanding pertamax.
“Kalau kita jual Pertamax harga lebih mahal daripada Pertamax Plus dan saya susah melakukan pemasarannya. Kualitas Pertamax Plus yang di atas Pertamax masak harganya lebih mahal,” katanya. (iqbal)