BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK– Terkait kasus kenakalan remaja, dan keberadaan warung remang-remang yang mulai marak di Kabupaten Siak, menjadi fokus pembahasan sempena Rapat Sinkronisasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Siak 2016, di Siak Sri Indrapura.
Kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan visi dan persepsi terhadap berbagai isu terkini dilingkungan Pemerintah Kabupaten Siak itu, dipimpin langsung Bupati Siak Syamsuar. Syamsuar tidak sendiri, dia ditemani Ketua DPRD Siak Indra Gunawan, Kajari Siak Zondri, Ketua PN Asmudi, Wakapolres Indra Andriarta, dan Danramil Suharman.
Dihadapan ratusan pejabat setingkat eselon II dan III dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Syamsuar meminta seluruh jajaran dibawahnya bertindak cepat agar penyakit masyarakat (Pekat) dapat diberantas.Ia mengatakan Pekat bisa diawasi dengan membentuk tim terpadu ditingkat kecamatan untuk mempersingkat rentang kendali, seperti yang dilakukan Kecamatan Tualang baru-baru ini. Disana, Camat Tualang Zulkifli bersama Upika di Kota Industri itu mengamankan puluhan pasangan muda mudi dalam razia pekat Senin semalam.
“Malam tadi mereka menjaring 12 pasang anak muda usia pelajar SMP dan SMA, tepatnya disekitar titik Jembatan Sultan Syarif Hasyim dan Terminal Tualang, minggu kemarin Satpol PP juga menangkap sepasang ABG berbuat mesum diseputar jembatan Siak. Saya sampaikan terimakasih†kata Syamsuar mengapresiasi.
Datuk Setia Amanah ini lantas berharap beberapa kecamatan lain turut melaksanakan aksi serupa. “ Aksi ini tak bisa hanya dilakukan di Kecamatan Siak dan Tualang saja, kecamatan-kecamatan lain bagaimana? Ape yang dah dibuat? harapan saya dengan adanya gerakan bersama ini, ya diikuti, apa salahnya ikuti yang baik. â€sentil Syamsuar pada beberapa camat yang masih abai dengan fenomena ini.
Bupati siak sadar betul bahwa ‘aib’ itu harus diberantas, bukan malah disembunyikan. “Marilah kita berbuat supaya negeri ini diselamatkan dunia dan akhirat. Kalau tidak kita tak berbuat, bedoso kito (berdosa kita) selaku pemimpin negeri ini,†tegas dia dihadapan peserta rapat yang memadati Raja Indra Pahlawan Room itu.
Tidak hanya soal kenakalan remaja, Syamsuar juga memerintahkan Korps Praja Wibawa untuk melalukan sweeping warung remang-remang yang meresahkan warga karena diduga menjual miras dan terlibat prostitusi.
“Bagaimanapun, nanti miras itu ujung-ujungnya nanti narkoba, menyusul nanti macam-macam bentuk kriminal. Kalau sampai banyak tempat maksiat, bagaimana negeri kita bisa dicucuri rahmat dan dijauhi dari musibah. Walaupun dari pagi kemesjid saja, kerja berzikir, selama ada tempat maksiat yang dibiarkan, bagaimana Allah akan sayang pada kita†tegas Syamsuar meminta pengawasan pekat dilakukan kontinyu dan tidak boleh berhenti.
Hal senada juga diungkapkan Ketua DPRD Indra Gunawan, dirinya juga memberi dukungan agar satuan kerja terkait makin giat berantas Pekat. Kata dia, saat malam hari, diantara perkebunan kelapa sawit dipinggir jalan raya sering dijumpai beberapa warung mencurigakan.
“Kalau perlu SatPol PP patroli minimal dua kali seminggu untuk memberantas ini, biar berkurang juga fenomena ‘lampu colok’ itu†harap dia.
Istilah ‘lampu colok’ itu muncul karena aktivitas yang dimaksud hanya muncul pada malam hari.
Soal prostitusi kata Kompol Indra Andriata, Wakapolres Siak yang juga hadir didalam rapat itu, maksiat bisa diberantas tidak hanya dengan sweeping, tapi juga bisa dilakukan pendekatan yang tepat. “Dari dulu memang fenomena prostitusi sulit hilang, apalagi kalau terlanjur menyangkut aktivitas ekonomi warga sekitar. Tapi bukan berarti tak bisa diberantas, lokalisasi terbesar di Asia Tenggara saja bisa ditutup berkat pendekatan yang tepat†ungkapnya dia.
Khusus soal penjualan miras diwarung remang-remang, Kajari Siak, Zondri, dalam forum itu mengusulkan agar jalur distribusinya diawasi ketat.
“Razia itukan upaya represif, disisi lain kita juga harus upayakan bagaimana caranya agar miras tak diperdagangkan di toko-toko dan agen ilegal †kata mantan Jaksa Koordinator Asdatun Kajati Kalimantan Timur ini.
Penulis: Eli