BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kini, banyak sekolah-sekolah di Pekanbaru yang tidak lagi mengajarkan mata pelajaran Arab Melayu, yang notabene adalah warisan dari budaya melayu.
Untuk itu, bertuahpos menelusuri beberapa Sekolah Dasar (SD) dan SMP di Pekanbaru, untuk mengetahui sejauh mana generasi muda Riau, khususnya Pekanbaru mengenal warisan budaya Riau yang berupa tulisan ini.  Diketahui, beberapa sekolah dasar yang masih mengajarkan mata pelajaran Arab Melayu, seperti di SD Terpadu An-nur, SD Muhammadyah, dan SDN 68 Pekanbaru. Sedangkan untuk SMP, meniadakan mata pelajaran ini. Sebab sesuai dengan keputusan dinas, Arab Melayu dijadikan BMR (Budaya Melayu Riau).
Seperti yang disampaikan oleh Innur, salah seorang guru pengajar di Yayasan SMP An-Nur.
“Sebenarnya Armel (red. Arab Melayu) bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran Yayasan, yang mana mata pelajaran Yayasan yang ada sekarang adalah fiqih, akidah akhlak, dan  muhadaroh. Untuk Muatan Lokalnya kami masukkan BMR (Budaya Melayu Riau) bukan Arab Melayu lagi, berhubung rapor Muatan Lokal hanya satu ya kami masukan BMR di dalamnya,” jelasnya, Selasa (26/9/17).
Namun berbeda dengan SMP, Yayasan Sekolah Dasar (SD) An-Nur yang terletak di lingkup Masjid An-Nur Pekanbaru ini, masih ada pelajaran Arab Melayu.Â
Pelajaran ini termasuk ke dalam muatan lokal di Yayasan SD An-Nur, kemudian termasuk mata pelajaran yang diujiankan. Arab Melayu dipelajari karena Arab Melayu termasuk ke dalam budaya Riau.
Menurut Ipah selaku guru bidang kemahasiswaan mengatakan bahwa pelajaran Arab Melayu itu simpel. “Arab Melayu pelajaran yang menurut saya lebih simpel, kemudian tulisan sejarah Riau banyak bertuliskan Arab Melayu,” katanya, Selasa (26/09/17).
“Arab melayu merupakan bahasa praktis untuk dipelajari, Arab Melayu juga sejalan dengan Islam karena sekolah kita identik dengan Islam,” sambungnya.
Menurut Ipah, tujuan dari mempelajari Arab Melayu ini untuk modal murid ke depannya.
“Untuk modal anak-anak kedepannya, Â seperti mengunjungi museum di situ banyak bertuliskan Arab Melayu, jadi mereka bisa baca,” tuturnya.
Untuk guru yang mengajar Arab Melayu di SD An-Nur ini merupakan guru khusus yang memahami benar tentang Arab Melayu. (mg2/mg1)