BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyatakan siap mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan percepatan pengembangan biodiseln baik jenis B 10 dan B 20. Plt Kadis Perkebuan Provinsi Riau Zulher mengatakan biodisel yang direncanakan ini nantinya akan mengandung sebanyak 20 persen minyak nabati dan 80 persen minyak bumi. Ia juga meyakini bahwa ini sama sekali tidak mengganggu sektor pangan dalam negeri maupun kegiatan ekspor CPO. Sebab perkiraan kelapa sawit terbaik masih dipegang oleh Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
“Apalagi jika sumber bahan baku nabati yang berasal dari subsektor perkebunan selain kelapa sawit terealisasi,” ujarnya, Senain (23/02/2015).
Dia menambahkan turunnya harga minyak bumi turut berimbas terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) di sektor perkebunan sawit lokal Riau, akibat perdagangan CPO yang terus mengalami fluktuasi besar. Zulher menyebut bahwa 5 pekan terakhir harga TBS mengalami turun. Penurunan tertinggi hingga mencapai angka Rp 91/kg.
“Tapi jangan sampai terlena dan tidak fokus mencari sumber energi alternatif lainnya seperti biodiesel,” kata Zulher.
Sektor perkebunan untuk sementara ini diyakini menjadi sumber bahan baku utama biodiesel tersebut. Sebab itu pula dirinya minta agar pemerintah pusat terus fokus pada pengembangan biodiesel. Dengan kondisi harga minyak bumi yang berada dibawah level USD 50/barrel, maka perdagangan seluruh sektor industri melesu tak terkecuali perdagangan CPO dan turunannya.
Disamping harganya yang menurun, dikhawatirkan penurunan yang sesaat ini akan mempengaruhi kebijakan negara untuk mengembangkan biodiesel berbasis CPO. Untuk itu diharapkan dengan harga minyak bumi yang murah jangan sampai mengendurkan semangat kita untuk mengembangkan sektor biodiesel. (melba/rls)