BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU -Â Keanekaragaman hayati merupakan salah satu komponen ekosistem yang penting bagi kehidupan manusia. Misal hutan hujan tropis yang ada di Indonesia. Keanekaragaman hayati dari hutan hujan tropis ini memiliki nilai ekologis yang penting bagi bumi, yakni sebagai paru-paru bumi.
Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbon dioksida di udara. Ini bisa mengurangi tingkat pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. Selain itu juga dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan kelembapan udara.
Akan tetapi kenyataan di lapangan, semakin banyak tindakan deforestasi. Atau segala tindakan yang mengekplorasi hutan sedemikian rupa dapat menyebabkan kerusakan ekosistem keanekaragaman hayati. Sehingga fungsi hutan sebagai tendon penyimpan air berubah menjadi penyerap gas.
Kasi Oharda Kejati Riau, Satrya Ika Putra mengungkapkan, selama ini banyak tindakan deforestasi yang dilakukan di Riau. Diantaranya seperti penebangan kayu secara membabibuta, pembakaran hutan untuk dijadikan lahan pertanian atau kebun sawit, atau dengan melakukan penambangan di lokasi hutan.
“Dampaknya, kawasan hutan yang tertutup rapat dari sinar matahari, menjadi terbuka dan telanjang. Sehingga pada musim kemarau, gampang terbakar dengan sendirinya,” ujarnya saat mengisi materi di acara loka karya dam lomba karya jurnalistik lingkungan di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (15/04/2014).
Satrya menilai, deforasi itu sebenarnya semata-mata bertujuan untuk mencari keuntungan belaka atau berlatar belakang ekonomi semata. Baik dalam skala kecil bagi rakyat di pinggiran hutan, maupun dalam skala besar oleh pengusaha pengelola pemilik HPH.
Mereka ini yang diberikan secara eksklusif oleh pemerintah untuk membabat hutan lalu menggantinya dengan sawit, mengambil kayu-kayu sebagai barang baku murah yang dapat diekspor ke negara maju dengan harga tinggi.
“Ironisnya, semua itu atas izin pemerintah sendiri, dengan dalih untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di segala bidang serta meningkatkan devisa negara,” terangnya.(syawal)
Â