BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Seperti biasa, saat masuk musim hujan sejumlah daerah di Riau terkena banjir, hingga menggenangi rumah-rumah warga.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, per tanggal 2 November 2018, di Kabupaten Rohul ada 4 kecamatan, 13 desa, 424 rumah (KK) dan 1.194 jiwa.Â
Sedangkan di Inhu, per tanggal 9 November 2018 banjir sudah menggenangi 10 kecamatan, 59 desa, 1.437 rumah, 1.498 KK dan 3.275 jiwa. Di Pekanbaru sendiri, per tanggal 21 November 2018 ada 2 kecamatan dan 927 jiwa yang terdampak banjir.Â
Selanjutnya di Bengkalis, per tanggal 27 November 2018 ada 3 kecamatan dan 4 desa terendam banjir yang berdampak kepada 348 jiwa.Â
Kemudian di Rokan Hilir ada 6 kecamatan dan 10 desa, serta 1.248 KK menjadi korban banjir berdasarkan data per tanggal 15 November 2018. Sedangkan untuk banjir di Kuansing, ada 11 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 104 dan 7.325 KK per tanggal 4 November 2018 lalu.Â
Sebelumnya, status siaga banjir dan longsor di Provinsi Riau sudah ditetapkan. Status ini ditetapkan berdasarkan hasil Rapat koordinasi yang dilakukan tim penanganan bencana dan Pemprov Riau, bersama dengan TNI-Polri di ruang rapat lantai 3 Kantor Gubernur Riau, Jumat, 30 November 2018.
Plt Gubri, Wan Thamrin Hasyim yang diwakili oleh Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie membacakan keputusan penetapan status siaga darurat banjir dan longsor. Status ditetapkan sejak 30 November hingga 31 Desember 2018
“Penetapan status siaga banjir berdasarkan 5 kabupaten di Riau yang sudah menetapkan status siaga dan tanggap darurat. Status ini kita coba sebulan dulu sambil tunggu informasi berikutnya soal perkembangan cuaca di Riau dari analisis BMKG Stasiun Pekanbaru,” katanya.Â
Posko siaga banjir ditetapkan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru. Dengan membuka akses koordinasi setiap saat. “Mulai hari ini siaga semua,” sambungnya.Â
Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan, sehari sebelum penetapan status ini, pihaknya bersama tim Satgas Karhuta lainnya sudah melaksanakan rapat koordinasi sehingga didapati kesempatan menghentikan status siaga darurat Karhutla dan menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor.
“Siaga banjir dan longsor ini, kami sudah melakukan uapaya dalam bentuk bantuan kepada daerah yang terpapar banjir. Logistik sudah mulai habis tapi sudah kita minta bantuan ke pusat. Sekarang masih dalam proses di samping begitu banyak bencana yang terjadi di Riau,” katanya.
Dia menambahkan ditetapkannya status siaga banjir agar penanganannya menjadi lebih mudah. Selain itu upaya koordinasi antara tim yang bertugas di lokasi lebih cepat dan melibatkan semua pihak dalam penanganannya. (bpc3)