BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Bertepatan sehari jelang perayaan Idul Fitri, teror bom kembali terjadi. Serangan tersebut mengagetkan banyak orang selain aksi teror bunuh diri tersebut terjadi di markas kepolisian di Solo juga karena peristiwanya berselang satu hari Setelah ledakan Bom di Madinah.
Guru Besar UIN Suska Riau, Prof Dr KH Akhmad Mujahidin MAg secara tegas aksi teror tersebut tidak bisa ditolerir. “Mereka bukan jihad, melainkan mati sia-sia,†sebutnya disela memberikan khutbah Idul Fitri di Masjid Agung Nasional Islamic Centre Kabupaten Rokan Hulu, Rabu (06/07/2016).
Dijelaskan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mujtahadah Pekanbaru ini setidaknya ada dua kondisi bagi Seorang Muslim untuk angkat senjata. “Dalam Alquran disebutkan bahwa sebagai umat Islam kita dibenarkan angkat senjata jika sedang diperangi dan kedua orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar. Sedangkan mereka yang melakukan itu tidak dalam kondisi diperangi. Aksi itu tidak bisa dibenarkan,†kata Prof Akhmad. Dua kriteria tersebut tertera pada Surah Al Hajj Ayat 39.
Prof Akhmad menyampaikan pesan ini perlu disuarakan agar tidak ada yang ikut membenarkan aksi serupa dengan alasan jihad. “Pesan ini penting disampaikan kepada anak-anak muda, apalagi dengan adanya paham-paham yang tidak benar. Islam itu agama cinta damai bukan kekerasan,†ujarnya.
Seperti diketahui pihak kepolisian telah mengungkap jati diri pelaku Bom bunuh diri tersebut. Bahkan pelaku terindikasi terkait dengan aksi peledakan di Sarinah Jakarta awal tahun 2016. Hingga saat ini belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggungjawab terhadap aksi bom bunuh diri di Solo yang menewaskan pelaku.
Penulis: Riki