BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Arsyadjuliandi Rachman sudah resmi dilantik sebagai Gubernur Riau definitif. Seperti mendapat angin segar, para pengusaha di sektor properti meminta agar polemik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau disegerakan.
Hal itu disampaikan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Riau, Arman Thambi kepada kru bertuahpos.com. “Ya kita dari pengusaha meminta supaya itu diselesaikan. Karena memang sudah sangat ditunggu,†sebut Thambi, Jumat (27/05/2016).
Dikatakan Thambi, bagi investor kepastian hukum adalah yang utama. “Kalau masalah RTRW berlanjut, mana ada investor yang masuk. Semua ‘wait and see’ khususnya di Pekanbaru,†ujar Thambi.
Padahal untuk kebutuhan akan rumah tapak di Riau masih tinggi, terutama rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Kalau tidak ada kepastian hukum, dampaknya bukan saja kepada pemerintah tetapi menyengsarakan rakyat,†kata Thambi.
Sebab itu, Thambi berharap RTRW harus bisa jadi prioritas Gubernur Riau, Andi Rachman. “Sebab Properti ini sektor usaha yang memiliki dampak multiplier efek. Jadi kalau terhambat, perekonomian daerah juga melambat, lapangan pekerjaan juga tidak ada,†sebut Thambi. Tahun 2016 ini DPD REI menargetkan 6500 pembangunan rumah bersubsidi.
Seperti diketahui polemik RTRW Riau hingga saat ini masih berlanjut. Pemerintah Provinsi Riau sendiri enggan menjalankan SK 878 yang di keluarkan Menteri LHK karena tidak sesuai hasil rekomendasi Tim Terpadu.
Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini sudah sejak lama tidak berani menjalankan SK 878 yang dikeluarkan Kementerian LHK, karena masih ada beberapa bagian wilayah yang tidak sesuai.
Hal inilah yang akan diperjuangkan Pemerintah Provinsi Riau agar luas lahan yang sebelumnya direkomendasikan Timdu seluas 2,7 juta hektar bisa dijalankan dalam RTRW Riau.
Bahkan akibat polemik RTRW tersebut membuat Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menghentikan sementara keluarnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang baru. Sehingga berdampak pada lambatnya investasi yang masuk ke Ibu Kota Provinsi Riau ini.
Bahkan bukan tidak mungkin Akhirnya investor mengalihkan permodalan ke daerah-daerah yang propertinya sedang berkembang. Sehingga merugikan Pekanbaru dan Riau secara umum.
Penulis: Riki