BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – OK Nizami Djamil adalah seorang Budayawan sekaligus Sastrawan Riau. Tidak hanya darah Melayu yang mengalir di dalam tubuhnya, tapi rasa cinta dan kepeduliannya terhadap budaya Melayu akan dibawanya sampai mati.
- Jangan lewatkan kisah unik dan menginspirasi lainnya klik di sini
- Video tentang OK Nizami Djamil
Kata OK yang tersemat di awal Nama Nizami Djamil sebenarnya bukan nama kebangsaan Melayu seperti Wan, Tengku, Said ataupun Raja. Kata OK adalah gelar jabatan yang melekat kepada ayahnya Muhammad Djamil.
Dulu ayahnya adalah sekertaris pribadi merangkap Bendahara Sultan Syarif Kasim II di Kesultanan Siak Sri Indrapura. Ibundanya, Encik Mariah adalah dayang-dayang yang juga diasuh dalam adat istiadat istana. Muhammad Djamil dipercaya untuk memegang keuangan istana. Karena banyak uang dia kemudian diberi gelar jabatan Orang Kaya (OK).
“Jadi OK itu tak sama dengan Wan, Tengku, Said, Raja. Nama-nama ini adalah nama kebangsaan Melayu. Sedangkan kata OK itu hanya nama untuk jabatan di kerajaan. OK itu sama dengan gelar Datuk, ataupun Laksamana,” kata OK Nizami Djamil saat berbincang dengan bertuahpos.com, di Pekanbaru.
“Orang tua saya itu orang biasa, tidak Wan, tidak Tengku dan tidak Said. Tapi karena dia menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Sultan dan memegang keuangan istana maka diberikan dia gelar Orang Kaya. Nama ini akan saya pakai sampai ke anak-anak saya,” sebutnya.
OK Nizami Jamil lahir di Siak Sri Indrapura, Kesultanan Siak Sri Indrapura, 21 Desember 1936. Kedekatan OK Nizami dengan adat Melayu Riau tumbuh sejak dalam kandungan bunda.
OK Nizami kecil tumbuh di lingkungan istana. Sejak kanak-kanak, penglihatan dan pendengarannya akrab dengan tarian tradisi Melayu seperti tarian Zapin dan teater Mak Yong, yang setiap malam minggu digelar di istana.
Anak bungsu dari 15 bersaudara ini juga telah menari dan melukis potret pahlawan-pahlawan nasional sejak kelas 2 SD. Saat orangtuanya mengirim OK Nizami ke SMP Kurai di Bukit Tinggi, remaja ini mendalami kebudayaan Minangkabau dan diangkat menjadi Ketua Kesenian Persatuan Siswa Minangkabau (PSM). Ia kembali ke Riau saat terjadi pemberontakan PRRI.
Dalam suasana diawasi CPM PRRI, yang saat itu memiliki kekuatan besar di Riau, strategi berkesenian menjadi pilihan yang dirasa tepat untuk tetap mendukung persatuan NKRI.
Di rumah orangtuanya di Jalan Jawa 14 Pekanbaru, OK Nizami mengundang teman-temannya. Mereka berlatih tari Serampang 12, Mak Inang Pulau Kampai, Tanjong Katong, Zapin, dan tari Joget. Para penarinya terdiri atas pemuda-pemudi yang berjuang untuk Provinsi Riau. Saat Riau bebas dari pengaruh PRRI dan sepenuhnya kembali ke NKRI (1958), para penari ini lulus SMA.
Beberapa karya tulisnya yang terkenal yakni, Sejarah Kerajaan Siak, Negeri Siak Tanah Kelahiranku. Autobiografi, Istana Asserayah Hasyimiah
Bab Al-Qawa’id Transliterisasi dan Analisis Sultan Syarif Kasim II, serta Tahtaku untuk Negeriku Indonesia.
Namun masih banyak karya-karya lain yang berhasil dia torehkan untuk kebesaran Melayu Riau. Namun banyak yang tidak tahu, bahwa OK Nizami Djamil adalah pencipta Teri Persembahan yang kini dipakai sebagai tradisi wajib dalam setiap pergelaran acara di Riau. (bpc3)