BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Ketua Komisi Nasional Perlindugan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi atau yang lebih kerap disapa Kak Seto, mendatangi Polda Riau didampingi Komnas PA Provinsi Riau Esther, Kamis (16/06/2016) siang.Â
Â
Kedatangannya ini sudah yang kedua kali, guna memastikan kerangka mayat yang ditemukan adalah Enjelika (11) yang diduga jadi korban pembunuhan sekaligus mutilasi.
Â
“Iya, kita memastikan kerangka yang ditemukan tersebut adalah Enjelika. Karena di jakarta juga menjadi bahan pertanyaan. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Secara teoritis kan 2 – 3 bln baru bisa jadi kerangka. Ini 2 minggu sudah menjadi kerangka. Namun, hal ini sudah dibuktikan secara ilmiah oleh dokter Sugianto dari Polda Riau. Berdasarkan tes DNA betul-betul yang bersangkutan,” ungkap Kak Seto kepada Bertuahpos, kamis (16/06/2016).Â
Â
Pihak Komna PA juga mendesak agar pihak kepolisian segera ditemukan pelakunya. Supaya tidak terjadi pada anak-anak lain. “Karena belum ada saksi dan bukti, kita Desak untuk temukan penyebab kematian almarhum,” tambahnya.Â
Â
Selain itu, Kak Seto juga memberikan apresiasi kepada Polda Riau telah berhasil memastikan kerangka yang ditemukan tersebut adalah Enjelika. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polda Riau, karena berhasil memastikan kerangka yang ditemukan tersebut adalah Almarhum,” kata Kak Seto.Â
Â
Sementara orang tua Enjelika, Salomo Pardede dan Lante Pardosi merupakan warga Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Kepada wartawan sebelumnya, Salomo menceritakan kisah tragis putrinya yang sedang duduk di bangku kelas 5 SD tersebut.Â
Â
9 Maret 2016, ketika Enjelika pamit hendak mengerjakan tugas sekolah di rumah temannya. Menjelang sore, seorang paman Enjelika tak menemukan keponakannya itu di rumah yang disebut menjadi lokasi mengerjakan tugas sekolah tadi. Kemudian, orang tua Enjelika dan beberapa saudara serta warga mencari Enjelika namun tetap tidak menemukan sampai malam.Â
Â
Merasa cemas akan keselamatan anaknya, Salomo dan istrinya lantas melapor ke Polsek Siak Hulu, namun laporannya tidak diterima petugas karena belum 2 x 24 jam. Mereka disuruh mencari lagi terlebih dahulu. 11 Maret 2016 Enjelika tetap tak jelas keberadaannya. Belum ditemukan. Karena itu, Salomo kembali mendatangi Polsek Siak Hulu untuk membuat laporan.Â
Â
Meskipun waktunya sudah 2 x 24 jam, namun tetap saja laporannya belum diterima. Petugas kembali menyuruh keluarga melanjutkan pencarian sendiri. Hari berganti hari hingga hitungan minggu terlampaui, tetap saja Enjelika belum ditemukan. Maka pada 21 Maret 2016, Salomo dan istrinya mengadukan nasibnya ke Komnas PA Riau. Selaku ketua, Esther lantas mengkoordinasikan lapoan tersebut pada Komnas PA pusat. Kemudian pada 23 Maret malapetakan benar-benar memuncak.Â
Â
Ditemukan kerangka di semak-semak tepi jalan KM 15 Siak Hulu. Lenta Pardosi langsung pingsan begitu melihat ada kaca mata dan sandal jepit di lokasi penemuan kerangka. Itu kacamata dan sandal jepit putrinya. Hasil otopsi memunculkan fakta lebih memilukan. Enjelika tak sekedar dibunuh, tapi besar kemungkinan juga dimutilasi pelaku. Sadis!