BERTUAHPOS.COM -Setiap musim pesta demokrasi 5 tahunan, banyak janji-janji bertebaran. Hampir semua janji kelihatan manis, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan sebagainya.
Namun sangat jarang seorang kandidat, entah itu calon legislator maupun presiden/wakil presiden, bicara soal pajak. Padahal pajak merupakan elemen vital dalam pengelolaan negara.
“Di Amerika Serikat, setiap kandidat presiden punya fokus kebijakan pajak. Seringkali dari kebijakan pajak itulah yang menentukan preferensi pemilih,” kata Darussalam, pengamat perpajakan Universitas Indonesia, kala berbincang dengan detikFinance, Selasa (10/6/2014).
Pemilu di AS, lanjut Darussalam, kerap menjadi penentu apakah tarif pajak akan naik, tetap, atau justru turun. Isu pajak menjadi bahan kampanye yang sangat sentral, bisa menentukan kemenangan dan kekalahan.
Dalam Pemilu AS 2012, tambah Darussalam, Barack Obama punya program yang jelas yaitu menaikkan tarif pajak untuk orang-orang super kaya. Sementara pesaingnya Mitt Romney menawarkan penurunan tarif pajak untuk orang pribadi.
“Di Indonesia belum ada kandidat yang mengemukakan visinya soal pajak segamblang itu. Padahal, kita sebagai warga negara berhak tahu apa yang akan mereka lakukan jika nantinya terpilih,” kata Darussalam.
Masyarakat, menurut Darussalam, harusnya mendapat informasi soal kebijakan perpajakan pemerintahan berikutnya. “Apakah pembayaran pajak kita naik, tetap, atau turun? Kita tidak pernah tahu,” tuturnya.
Semestinya, demikian Darussalam, publik mendapatkan informasi seputar kebijakan pajak pemimpin mendatang. “Sejak awal publik tidak pernah diberi tahu. Padahal kita berhak tahu, karena kita lah yang nantinya menanggung beban janji kampanye mereka,” tegasnya.(Detikfinance)
Â