BERTUAHPOS.COM (BPC), ROHIL – Selama pelaksanaan Operasi Simpatik Siak 2016, hingga di hari ke-14 tercatat sebanyak 581 teguran dan 20 tilang dari pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kawasan Tertib Lalulintas (KTL) Bagan Siapiapi Kabupaten Rokan Hilir.
“Dalam operasi ini, kita utamakan peneguran untuk di wilayah KTL yang berada di Bagan Siapiapi. Sampai hari ini sudah tercatat 581 teguran dan 20 tilang,” ungkap Kasat Lantas Polres Rokan Hilir (Rohil), AKP Zulfa R, kepada Bertuahpos.com di ruang kerjanya, senin (14/03/2016).
Menurut Zulfa, pihaknya terus berupaya memberikan himbauan teguran dan kegiatan kepada masyarakat. Selain itu, dirinya juga sudah berkordinasi dengan TNI, PM, Polri, kepala Satpol PP Rohil dan pemerintah daerah untuk melakukan penindakan dalam pelanggaran lalulintas.
“Pelanggaran pada umumnya tidak menggunakan Helm, kaca Spion, melawan arus dan parkir di rambu-rambu. Di dominasi pegawai dan pelajar,” terang Zulfa.
Selain pelanggaran marka jalan, pelanggaran yang sering terjadi enggan memakai helm, maupun belum lengkapnya perlengkapan kendaraan yang lainnya.
Untuk kasus keengganan masyarakat dalam mamakai helm, alasan lumrah yang sering didengungkan masyarakat yakni tempat yang mereka tuju dekat dari tempat kediamannya, sehingga tak perlu memakai helm sebagai alat pengaman selama di jalan.
Operasi Simpatik dilaksanakan hingga 21 Maret mendatang. Harapannya dengan adanya operasi tersebut maka kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas bisa makin terpupuk.
“Pelanggaran lalu lintas itu sudah sangat sering terjadi. Langkah terakhir untuk mencegahnya (pelanggaran lalu lintas, red.) yang paling efektif ya dengan ditilang,” tegas Zulfa.
Dalam operasi Simpatik 2016, ini menurunkan sebanyak 60 personil Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Rohil. Operasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengarahan langsung kepada masyarakat, yakni dengan memberikan sosialisasi tertib berlalu lintas.
Menurut Zulfa, momen operasi simpatik kali ini harus dimaksimalkan oleh pihaknya. Pasalnya bila tidak ada tindakan tegas dari jajaran aparat kepolisian, maka masyarakat akan terus-menerus melakukan pelanggaran lalu lintas. “Intinya akan kami maksimalkan,” tegasnya.
Dalam operasi itu pihaknya tetap menekankan personel Ops Simpatik harus bersikap humanis guna meningkatkan pelayanan prima terhadap masyarakat. Jika ada masyarakat yang melanggar cukup diberikan teguran dan nasehat sebagaimana motto Polantas sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik.
“Ops Simpatik merupakan salah satu strategi Polri yang berfungsi untuk mengurangi angka lakalantas di wilayah hukum Polres Rohil yang dilaksanakan selama 21 hari atau tiga minggu,” katanya.
Ia menyebutkan, operasi ini mengedepankan tindakan preemtif dan preventif dengan menitik beratkan kepada pemakai kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat sehingga meningkatkan disiplin dan kesadaran masyarakat pengguna jalan agar lebih tertib berlalu-lintas dan menekan lakalantas yang mengakibatkan jatuhnya korban manusia maupun kerugian materil.
“Sasarannya para pengemudi angkutan umum dan pribadi maupun pengendara motor atau pengguna jalan yang kurang mengindahkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu-lintas. Diharapkan agar setiap personel mampu memahami tugas dan tangung jawabnya sesuai dengan fungsi dan peranannya selama Ops Simpatik,” ujarnya.
Â
Penulsi: Arie