BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU Â – Golongan minoritas seperti lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) kini mewabah hampir di seluruh kota besar di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Tindakan penyimpangan seksual ini terus terjadi secara terang-terangan. Pelakunya tak segan membentuk komunitas untuk memproklamirkan dirinya dan ingin diakui sebagai anggota masyarakat yang normal.
Mereka membentuk lembaga-lembaga, membuat buku-buku agar keberadaan mereka diakui oleh masyarakat luas. Hasilnya, dalam jangka waktu 3 tahun sampai tahun 2013 saja, komunitas LGBT ini naik 300%, apalagi tahun 2014 dan 2015 lalu.
Direktur Eksekutif The Political Literacy dan Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si menyebutkan, adanya upaya masuk komunitas LGBT diruang public melalui kampanye dan propaganda, seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi.
“Kalau kemudian ada upaya untuk masuk diruang public melalui kampanye dan propaganda itu harusnya tidak. Teman-teman aktifis dan pegiat lgbt juga harus memahami bahwa isu ini kan sensitive. Isu yang membutuhkan kedewasaan juga. Dan penerimaan khalayakkan resisten menolak,†ungkapnya kepada bertuahpos.com, Minggu (21/02/2016).
Lebih lanjut, kata Dr. Gun Gun Heryanto, supaya tidak menimbulkan masalah sebaiknya juga tidak secara ekseisif melakukan semacam kampanye dan progpaganda atau promosi di media-media penyiaran.
“Kalaupun ada lgbt sebagai sebuah pilihan pribadi atau karena sikap atau mungkin secara pribadi sudah menjadi orientasi yang berbeda, itu sebagai individu tetap harus dihormatin. Eksistensinya dalam konteks negara demokrasi,†kata Dr. Gun Gun Heryanto, salah satu pengurus pusat Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi (ISKI).
Selain itu, dirinya juga sangat tidak setuju ketika hal ini dilegalisakan. “Saya tidak setuju ketika ada legalisasi. Ketika misalnya ada menu upaya mendorong legalisasi lgbt. Seperti pernikahan sesama jenis. Seperti di amerikakan sudah disahkan lewat makamah agung, nah itu diindonesia menurut saya tidak cocok. Bukan hanya tidak cocok, tapi itu bisa mengganggu kohesi politik dan sosial. Oleh karena itu, kalaupun ada teman-teman yang lgbt, eksistensinya harus tetap dihormati. Tapi tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh dibully, tapi teman di lgbt juga harus menghormati nilai agama kepribadian bangsa termasuk juga agama yang mayoritas misalnya muslim,†ungkapnya.
Gun Gun mengharapkan, penggunaan media untuk promosi dan propaganda tidak boleh dilakukan, karena itu akan melahirkan resistensi.(Arie)
Â
Â
Â