BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Setiap tahunnya Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) selalu terjadi banjir. Meskipun demikian, sebagian warga yang masih sering mengalami banjir, belum merasa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan program antisipasi.
“Banjir yang biasa terjadi disebagian wilayah Kabupaten Inhu itu datang kiriman dari Taluk Kuantan dan Sumatera Barat,” kata Bupati Inhu terpilih Yopi Arianto.
Untuk penanganan banjir sendiri, dirinya hanya mengatakan perlu dilakukannya sosialisasi dan antisipasi agar daerah yang menjadi langganan banjir untuk selalu waspada. Selain itu, dirinya juga meminta kepada seluruh pihak untuk melakukan upaya pencegahan banjir.
“Mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten untuk mengingatkan kepada masyarakat agar selalu hati-hati dan waspada dalam menyikapi banjir. Tentunya hal ini akan menjadi perhatian kita bersama untuk penanganan banjir di Inhu,” jelas Yopi.
Sebagaimana diketahui, Pj Bupati Inhu Kasiarudin bersama para jajaran melakukan peninjauan langsung ke sejumlah lokasi di beberapa desa yang berada di Kecamatan Peranap dan Batang Peranap.
Didampingi Camat Peranap Azwarno dan Camat Batang Peranap Suhardi serta beberapa kepala desa, Penjabat Bupati beserta rombongan bertolak menuju tiga lokasi yakni Desa Setako Raya, Desa Selunak dan Desa Koto Tuo dengan menggunakan perahu motor.
Menurut Kepala Desa Setako Raya Asnan, banjir yang melanda desanya hampir setiap tahun terjadi dan menurutnya banjir kali ini merupakan banjir yang terbesar. Sebab, selain akibat tingginya tingkat curah hujan yang terjadi, kondisi ini juga disebabkan adanya kiriman air akibat banjir yang terjadi di wilayah Sumatra Barat.
Akibatnya, sebanyak kurang lebih 170 kepala keluarga di Desa Setako Raya sementara ini kehilangan pekerjaan, karena sebagian besar lahan karet dan sawit yang menjadi mata pencaharian mayoritas warga terendam air kurang lebih mencapai 1 meter. Kondisi yang sama juga dialami warga yang berada di desa Selunak dan Desa Koto Tuo. Berdasarkan informasi tingkat ketinggian air akibat banjir mencapai hampir 1 meter.
Selain itu, ketika ditanya soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang juga terjadi di Kabupaten Inhu pada waktu tertentu, Yopi mengklaim bahwa menjelang masa jabatannya berakhir tidak ada kejadian karhutla di wilayah kerjanya tersebut.
“Selama jaman saya belum ada kebakaran hutan dan lahan, kan kebakaran lahan baru beberapa bulan kemarin kejadiannya dan saya diluar pemerintahan,” sambungnya.
Dirinya mencontohkan, jika suatu daerah ada kebakaran hutan dan lahan namun pelakunya tidak bisa ditangkap dan hal lainnya, maka Kepala Polisi Daerah (Kapolda) bisa mencopot Kapolres dan Kapolseknya.
“Namun jika terjadi di pemerintah kabupaten, maka Bupati akan mencopot langsung camatnya. Kita harus konsekuen dan harus ada upaya sinkronisasi antara bupati dengan bawahannya untuk mengatasi karhutla,” tutup politisi Golkar tersebut. (iqbal)