BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tak lekang diingatan masyarakat Provinsi Riau yang sempat merana akibat kabut asap 2015 lalu. Bahkan kualitas udara memburuk seketika dari level baik menjadi berbahaya.
Atas dasar kepedulian terhadap lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi (Faste) UIN Suska Riau bergabung dalam lembaga riset East Asia Nanoparticle Monitoring Network (EA-Nanonet). Sebagai penanda keikutsertaannya, UIN Suska mendapatkan alat monitoring partikel nano udara dan dibangun di Fakultas Sains dan Teknologi.
Alat ini merupakan pemberian dari Universitas Kanazawa. Alat monitoring udara yang akan dibangun, digadang-gadang mempunyai tingkat sensitifitas lebih baik dari alat yang dimiliki oleh Badan Meteorologi Klimtologi dan Geofisika (BMKG) dengan pengukur partikel udara hingga 0,1 mikrometer (PM 0,1), ini sangat berbeda jauh dengan yang dimiliki BMKG yang hanya sampai 10 mikrometer (PM 10).
Seperti yang disampaikan Dosen Faste, Kunaifi , ST,PgDipEnSt., M.Sc kepada kru bertuahpos.com. “Alatnya ada sama kita. Jadi alat monitoring partikel nano udara lebih sensitif dari yang alat yang selama ini dipakai untuk mendeteksi PM 10,” katanya.
Kunaifi menjelaskan bergabungnya UIN Suska Riau ke lembaga riset East Asia Nanoparticle Monitoring Network (EA-Nanonet) mengingat Provinsi Riau kerap alami kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Bahkan kabut asap sudah selalu terjadi 18 tahun. “Makanya kita ikut dengan lembaga riset ini,” katanya, Rabu (03/02/2016).
UIN Suska juga menjadi satu-satunya institusi di Indonesia yang bergabung dengan EA-Nanonet, serta menjadi satu-satunya institusi pertama yang dapat menjadi stasiun monitoring ini di Indonesia. Alat yang canggih ini sudah berada di pihak kampus.
Perlengkapan monitoring yang canggih ini tidaklah diproduksi secara massal, karena masih dalam tahap pengembangan. Hanya diberikan khusus untuk para anggota forum riset EA-Nanonet.
Selain Indonesia, negara seperti Jepang, China, India, Myanmar, Singapura dan juga Malaysia sudah terlebih dahulu membangun stasiun monitoring ini. Pengukuran kualitas udara sangat diperlukan saat ini di tengah kualitas udara di atmosfer yang cukup memprihatinkan yang berdampak bagi kehidupan dunia. Kemampuan alat ini sangat diharapkan dapat membantu civitas akademika untuk memanfaatkannya sebagai penelitian yang baik dalam bidang lingkungan serta kesehatan.
Serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pencemaran udara yang semakin memburuk. Terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang hampir seluruh wilayahnya rawan kebakaran lahan dan hutan. (Riki)